Dosa dalam diri kita
Langkah pertama untuk melawan musuh adalah mengenal musuh
itu sendiri. Dosa dapat dilawan ketika kita mengenal bagaimana sifatnya dan
cara kerjanya. Ada 4 kunci mengenai hukum dosa dalam diri kita
1. Dosa yang ada
dalam diri kita adalah sebuah hukum (roma 7:21)
Hal ini sama dengan sebuah hukum gravitasi, yang menarik segala
hal ke arahnya. Gravitasi adalah sebuah obyek kekuatan yang membuat obyek-obyek
”mematuhi keinginannya. Dosa juga menarik, menakut nakuti, mengancam diri kita.
Kristus sudah mengalahkan kuasa dosa, sehingga dosa tidak lagi menghasilkan
kematiaan kekal atas diri orang-orang percaya
2. Hukum dosa
ini ada dalam diri kita. Hukum dosa dirasakan oleh orang yang percaya,
sedangkan mereka yang tidak percaya tidaklah merasakannya. Hukum dosa adalah
seeperti sungai yang mengalir kuat dan menghanyutkan orang-orang yang tidak
percaya. Mereka tidak dapat mengukur kekuatan arusnya karena mereka menyerahkan
diri dan hanyut dalam arusnya. Sedangkan orang percaya berenang melawan arus.
Ia langsung berhadapan dengan dosa dan berusaha dengana sekuat tenaga melawan
kekuatan dosa itu
3. Kita
menemukan hukum dosa ini pada saat kita berada dalam kondisi yang terbaik.
Ketika Paulus ingin melayani Allah, justru hukum dosa ini bekerja dengan kuat
mencegahnya. Namun hukum dosa ini bukanlah diktator atas diri orang percaya.
4. Hukum dosa
ini tidak pernah berhenti bekerja. Pada saat orang kristen ingin melakukan
berdoa, maka hukum dosa melawannya dengan kantuk, atau mengacaukan
perhatiannya.
Bagaimanakah menghadapi hukum dosa dalam diri kita? Kita
harus tahu cara kerja kedagingan yang mencobai diri kitga. Yak 1:14-15 membuat
daftar yang kita bisa sebut sebagai tingkatan pencobaan
1.
menyeret
pergi (akal budi)
2.
memikat
(afeksi)
3.
membuahi dosa
(kehendak)
4.
kelahiran
dosa (dalam perbuatan, perkataan, pikiran)
5. maut oleh dosa (kematian rohani)
1.
menyeret
pergi akal budi
ini adalah pintu paling depan dari pertahanan kita
menghadapi serangan pencobaan. Akal b udi yang paling penting untuk dijaga.
Bacalah kej 39:6-10. Akal budi Yusuf dilindungi oleh dua pemikiran. Yakni
kebusukan dosa (bagaimana mungkiin aku melakukan kejahatan yang besar ini) dan
kebaikan dan anugerah Allah (bagaimana mungkin aku bisa ......berbuat dosa
terhadap Allah?karena akal budinya siaga dan siap untuk bertindak, maka ia
menyadari adanya muslihat kedagingan dan mampu menolak pencobaan. 1 Pet
1:13-16. Akal budi adalah penjaga jiwa kita yang berfungsi untuk menghakimi dan
menentukan apakah sesuatu hal baik dan menyenangkan Allah, sehingga afeksi akan
merindukannya dan kehendak akan memilihnya. Jika akal budi gagal mengidentifikasi
dosa sebagai hal yang jahat, fasik dan busuk, pahit, maka afeksi tidak mungkin
menghindarinya dan kehendak akan malkukan dosa tersebut.
Tugas pertama dari akal budi adalah mengetahui dan
berpegang teguh bahwa dosa itu jahat dan berpegang pada kasih Allah. Inilah
cara Yusuf bertahan melawan pencobaan yang luar biasa itu.
Akal budi kita diserang oleh kedagungan biasanya dengan
cara menganggap bahwa perbuatan dosa itu tidak terlalu berbahaya, tidak
mengancam, dan nikmat. Kalau berbuat dosa, nanti ada pengampunan. Atau
perbuatan ini hanya sekali, setelah itu, tidak akan berbuat dosa lagi.
2.
afeksi.
Yakobus mengatakan bahwa ketika kita dicobai, kita
diseret dan dipikat (Yak 1:14). Ini
adalah gaya bahasa seorang pemancing. Dipikat berarti tertangkap kail atau
kait. Kata ini memberikan gambaran yang jelas bagaimana kedagingan mengait
afeksi kita. Ketika seseorang memancing, maka mata kait itu ditutupi, tersamar,
dibuat agar nampak menarik bagi jenis ikan yang ingin ditangkap. Kait itu harus dihiasi dengan cacing
atau umpan yang menarik. Kait itu harus diingini, menarik dan memikat. Umpan
tidak hanya mengundang, tetapi harus menggoda. Kedagingan menipu dan
menggoda kita dengan pencobaan. Ia mengayungkan kenikmatan-kenikmatan dosa
dihadapan kita , menghiasinya dengan semua yang dikatakannya sebagai
kenikmatan, menjadikan kita tidak bisa melihat kait yang tersembunyi. Dan
bahkan terkadang mata kait itu tidak ditutupi, karena kita tahu bahwa upah dosa
itu maut (Rom 6:23), namun kedagingan berhasil membuat kita lupa, mengabaikan
atau tidak peduli dengan kait yang ada dengan umpan-umpannya yang manerik. Perangkap
itu untuk menjerat afeksi sdr. Cara kedagingan mengait afeksi kita adalah
dengan menyamarkan bahaya dosa dibawah hiasan yang nimat. Afeksi Yusuf
dipancing dengan kecantikan istri potifar, kenikmatan seks, dan keharuman istri
potifar. Contoh
lain adalah Akhan melihat diantara barang-barang jarahan itu jubah yang indah,
buatan sinear (Yos 7:21). Afeksinya bergelora dengan keinginan memiliki
barang-barang tersebut
Afeksi kita bukan hanya dipancing dengan cara langsung,
tetapi juga dengan melamun melakukan dosa. Melamun menjadi digoda seperti
Yusuf, melamun mencuri uang miliaran dll.
Ketika Afeksi telah terpikat, maka kehendak akan segera
mengikuti.
Ingatlah, bahwa akal budi adalah penjaga jiwa. Tugasnya
adalah menghakimi keinginan-keinginan, perbuatan-perbuatan, pikiran-pikiran,
kepercayaan-kepercayaan, emosi-emosi apa yang menyenangkan hati Allah.
Sedangkan afeksi akan berpegang pada apa yang dikatakan oleh akal budi. Jika
akal budi, sudah ditaklukkan oleh kedagingan, maka afeksi akan membara dan
kehendak akan meleleh, melaksanakan perbuatan dosa itu. Salomo mengatakan
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar
kehidupan (Amsal 4:23). Jika hati sudah terkait dengan sesuatu, maka sdr tidak
dapat menghentikan kehendak untuk melakukannya.
3.
Kehendak
Kehendak akan melengkapi godaan kedagingan terhadap jiwa.
Akal budi terseret dari tugasnya sebagai penjaga, kemudian afeksi terpikat dan
terjerat, lalu kehendak mengatakan ”ya”aku bersedia, maka disinilah dosa telah
dibuahi. Ketika orang kristen melakukan dosa, selalu terdapat keengganan yang
tersembunyi. Karena Roh Kudus dalam diri kita juga akan berperang melawan
kedagingan itu. Kehendak orang kristen terseret seperti kapal yang hanyut oleh
arus. Dalam hati orang kristen selalu ada penolakan sebenarnya terhadap dosa,
namun dia sudah tidak berdaya terhadap afeksi yang demikian membara itu,
sehingga kehendaknya mengikuti.
Bagaimana agar kita bisa mengalahkan pencobaan? Cara
untuk menang atas godaan adalah jagalah akal budimu, afeksimu. Akal budi mesti
selalu siaga dan mengerti dengan jelas bahwa dosa itu keji, jahat dan Allah itu
kudus, penuh kasih. Pikirkanlah selalu akan Allah dan kekejian dosa. Demikian
juga afeksi kita mesti dipelihara agar jangan sampai melamunkan hal-hal yang
berdosa atau bahkan melihat hal-hal yang mengandung bahaya dosa. Misalnya,
pergi ke dugem. Menonton film-film yang membanagkitkan afeksi.
Cara supaya akal budi kita kuat dan afeksi kuat menolak
godaan adalah membaca firman Tuhan da berdoa setiap hari. Tuhan Yesus
mengalahkan pencobaan dengan memakai akal budi,:ada tertulis-ada tertulis-ada
tertulis. Afeksinya tidak mengikuti godaan Iblis karena akal budinya mengontrol
afeksinya. Dan dengan membaca firman Tuhan, afeksi kita akan diarahkan untuk
Allah. Ketika kita merenungkan betapa kudusnya Allah, maka afeksi kita akan
terlibat dan hati kita akan semakin gentar terhadp kekudusan Allah.
Cara lain untuk menjaga akal budi dan afeksi adalah,
dengarlah lagu-lagu rohani . syairnya dan musiknya akan menolong akal budi, dan
afeksi kita untuk lebih membenci dosa dna mengasihi Allah