Sabtu, 06 Juni 2020

Dosa dalam diri kita

Dosa dalam diri kita

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

 

Langkah pertama untuk melawan musuh adalah mengenal musuh itu sendiri. Dosa dapat dilawan ketika kita mengenal bagaimana sifatnya dan cara kerjanya. Ada 4 kunci mengenai hukum dosa dalam diri kita

1.     Dosa yang ada dalam diri kita adalah sebuah hukum (roma 7:21)

Hal ini sama dengan sebuah hukum gravitasi, yang menarik segala hal ke arahnya. Gravitasi adalah sebuah obyek kekuatan yang membuat obyek-obyek ”mematuhi keinginannya. Dosa juga menarik, menakut nakuti, mengancam diri kita. Kristus sudah mengalahkan kuasa dosa, sehingga dosa tidak lagi menghasilkan kematiaan kekal atas diri orang-orang percaya

 

2.     Hukum dosa ini ada dalam diri kita. Hukum dosa dirasakan oleh orang yang percaya, sedangkan mereka yang tidak percaya tidaklah merasakannya. Hukum dosa adalah seeperti sungai yang mengalir kuat dan menghanyutkan orang-orang yang tidak percaya. Mereka tidak dapat mengukur kekuatan arusnya karena mereka menyerahkan diri dan hanyut dalam arusnya. Sedangkan orang percaya berenang melawan arus. Ia langsung berhadapan dengan dosa dan berusaha dengana sekuat tenaga melawan kekuatan dosa itu

 

3.     Kita menemukan hukum dosa ini pada saat kita berada dalam kondisi yang terbaik. Ketika Paulus ingin melayani Allah, justru hukum dosa ini bekerja dengan kuat mencegahnya. Namun hukum dosa ini bukanlah diktator atas diri orang percaya.

 

4.     Hukum dosa ini tidak pernah berhenti bekerja. Pada saat orang kristen ingin melakukan berdoa, maka hukum dosa melawannya dengan kantuk, atau mengacaukan perhatiannya.

 

 

Bagaimanakah menghadapi hukum dosa dalam diri kita? Kita harus tahu cara kerja kedagingan yang mencobai diri kitga. Yak 1:14-15 membuat daftar yang kita bisa sebut sebagai tingkatan pencobaan

1.     menyeret pergi (akal budi)

2.     memikat (afeksi)

3.     membuahi dosa (kehendak)

4.     kelahiran dosa (dalam perbuatan, perkataan, pikiran)

5.     maut oleh dosa (kematian rohani)

 

 

 

 

1.     menyeret pergi akal budi

 

ini adalah pintu paling depan dari pertahanan kita menghadapi serangan pencobaan. Akal b udi yang paling penting untuk dijaga. Bacalah kej 39:6-10. Akal budi Yusuf dilindungi oleh dua pemikiran. Yakni kebusukan dosa (bagaimana mungkiin aku melakukan kejahatan yang besar ini) dan kebaikan dan anugerah Allah (bagaimana mungkin aku bisa ......berbuat dosa terhadap Allah?karena akal budinya siaga dan siap untuk bertindak, maka ia menyadari adanya muslihat kedagingan dan mampu menolak pencobaan. 1 Pet 1:13-16. Akal budi adalah penjaga jiwa kita yang berfungsi untuk menghakimi dan menentukan apakah sesuatu hal baik dan menyenangkan Allah, sehingga afeksi akan merindukannya dan kehendak akan memilihnya. Jika akal budi gagal mengidentifikasi dosa sebagai hal yang jahat, fasik dan busuk, pahit, maka afeksi tidak mungkin menghindarinya dan kehendak akan malkukan dosa tersebut.

Tugas pertama dari akal budi adalah mengetahui dan berpegang teguh bahwa dosa itu jahat dan berpegang pada kasih Allah. Inilah cara Yusuf bertahan melawan pencobaan yang luar biasa itu.

Akal budi kita diserang oleh kedagungan biasanya dengan cara menganggap bahwa perbuatan dosa itu tidak terlalu berbahaya, tidak mengancam, dan nikmat. Kalau berbuat dosa, nanti ada pengampunan. Atau perbuatan ini hanya sekali, setelah itu, tidak akan berbuat dosa lagi.

 

2.     afeksi.

Yakobus mengatakan bahwa ketika kita dicobai, kita diseret dan dipikat  (Yak 1:14). Ini adalah gaya bahasa seorang pemancing. Dipikat berarti tertangkap kail atau kait. Kata ini memberikan gambaran yang jelas bagaimana kedagingan mengait afeksi kita. Ketika seseorang memancing, maka mata kait itu ditutupi, tersamar, dibuat agar nampak menarik bagi jenis ikan yang ingin ditangkap. Kait itu harus dihiasi dengan cacing atau umpan yang menarik. Kait itu harus diingini, menarik dan memikat. Umpan tidak hanya mengundang, tetapi harus menggoda. Kedagingan menipu dan menggoda kita dengan pencobaan. Ia mengayungkan kenikmatan-kenikmatan dosa dihadapan kita , menghiasinya dengan semua yang dikatakannya sebagai kenikmatan, menjadikan kita tidak bisa melihat kait yang tersembunyi. Dan bahkan terkadang mata kait itu tidak ditutupi, karena kita tahu bahwa upah dosa itu maut (Rom 6:23), namun kedagingan berhasil membuat kita lupa, mengabaikan atau tidak peduli dengan kait yang ada dengan umpan-umpannya yang manerik. Perangkap itu untuk menjerat afeksi sdr. Cara kedagingan mengait afeksi kita adalah dengan menyamarkan bahaya dosa dibawah hiasan yang nimat. Afeksi Yusuf dipancing dengan kecantikan istri potifar, kenikmatan seks, dan keharuman istri potifar. Contoh lain adalah Akhan melihat diantara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan sinear (Yos 7:21). Afeksinya bergelora dengan keinginan memiliki barang-barang tersebut

 

Afeksi kita bukan hanya dipancing dengan cara langsung, tetapi juga dengan melamun melakukan dosa. Melamun menjadi digoda seperti Yusuf, melamun mencuri uang miliaran dll.

Ketika Afeksi telah terpikat, maka kehendak akan segera mengikuti.

Ingatlah, bahwa akal budi adalah penjaga jiwa. Tugasnya adalah menghakimi keinginan-keinginan, perbuatan-perbuatan, pikiran-pikiran, kepercayaan-kepercayaan, emosi-emosi apa yang menyenangkan hati Allah. Sedangkan afeksi akan berpegang pada apa yang dikatakan oleh akal budi. Jika akal budi, sudah ditaklukkan oleh kedagingan, maka afeksi akan membara dan kehendak akan meleleh, melaksanakan perbuatan dosa itu. Salomo mengatakan Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Jika hati sudah terkait dengan sesuatu, maka sdr tidak dapat menghentikan kehendak untuk melakukannya.

 

3.     Kehendak

Kehendak akan melengkapi godaan kedagingan terhadap jiwa. Akal budi terseret dari tugasnya sebagai penjaga, kemudian afeksi terpikat dan terjerat, lalu kehendak mengatakan ”ya”aku bersedia, maka disinilah dosa telah dibuahi. Ketika orang kristen melakukan dosa, selalu terdapat keengganan yang tersembunyi. Karena Roh Kudus dalam diri kita juga akan berperang melawan kedagingan itu. Kehendak orang kristen terseret seperti kapal yang hanyut oleh arus. Dalam hati orang kristen selalu ada penolakan sebenarnya terhadap dosa, namun dia sudah tidak berdaya terhadap afeksi yang demikian membara itu, sehingga kehendaknya mengikuti.

 

Bagaimana agar kita bisa mengalahkan pencobaan? Cara untuk menang atas godaan adalah jagalah akal budimu, afeksimu. Akal budi mesti selalu siaga dan mengerti dengan jelas bahwa dosa itu keji, jahat dan Allah itu kudus, penuh kasih. Pikirkanlah selalu akan Allah dan kekejian dosa. Demikian juga afeksi kita mesti dipelihara agar jangan sampai melamunkan hal-hal yang berdosa atau bahkan melihat hal-hal yang mengandung bahaya dosa. Misalnya, pergi ke dugem. Menonton film-film yang membanagkitkan afeksi.

Cara supaya akal budi kita kuat dan afeksi kuat menolak godaan adalah membaca firman Tuhan da berdoa setiap hari. Tuhan Yesus mengalahkan pencobaan dengan memakai akal budi,:ada tertulis-ada tertulis-ada tertulis. Afeksinya tidak mengikuti godaan Iblis karena akal budinya mengontrol afeksinya. Dan dengan membaca firman Tuhan, afeksi kita akan diarahkan untuk Allah. Ketika kita merenungkan betapa kudusnya Allah, maka afeksi kita akan terlibat dan hati kita akan semakin gentar terhadp kekudusan Allah.

Cara lain untuk menjaga akal budi dan afeksi adalah, dengarlah lagu-lagu rohani . syairnya dan musiknya akan menolong akal budi, dan afeksi kita untuk lebih membenci dosa dna mengasihi Allah

 

 

 

Yohannis Trisfant, MTh

 


HUKUMAN DOSA

HUKUMAN DOSA

 

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

Dosa adalah persoalan yang sangat serius dan Allah memandang dosa itu juga serius, walaupun manusia meremehkannya. Dosa bukan hanya sekedar pelanggaran hukum Allah, tetapi sesungguhnya merupakan serangan terhadap Sang Pemberi hukum. Berkenaan akan hal itu, maka sangat wajar jikalau Allah menghukum dosa ini. Tuhan berkata:” Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (Exodus 20:5). Alkitab berulang kali menyaksikan bahwa Allah menghukum dosa baik itu dalam dunia ini sekarang maupun dalam hidup yang akan datang.  Hukuman atas dosa dapat dialami dalam bentuk hukuman yang merupakan akibat alamiah dan hukuman dari Allah

 

Hukuman yang merupakan akibat alamiah

Hukuman yang bersifat alamiah adalah hukuman yang tidak bisa dihindari oleh manusia dan merupakan konsekwensi dari dosa itu sendiri. Manusia tidak dapat dihindarkan dari hukuman alamiah itu walaupun dirinya sudah diampuni. Misalnya orang yang berjudi akan jatuh miskin, mereka yang merokok akan terkena impotensi, kanker paru-paru dll. Mereka yang berzinah, akan terkena kepada peyakit kelamin, AIDS. Para pelanggar hukum akan mendapat malu, bahkan walaupun sudah keluar dari penjara. Hukuman akibat alamiah ini dibicarakan oleh Alkitab dalam Ayub 4:8;  Mzm 9:15;  94:23;  Ams 5:22;  23:21;  24:14;  31:3.

 

Hukuman yang merupakan hukuman dari Allah

 

Hal ini berkaitan dengan persoalan hukum dan keadilan. Hukuman itu bukanlah akibta alamiah, tetapi merupakan hukuman yang diberikan oleh Allah. Misalnya dalam PL, Allah memberikan kepada bangsa Israel, hukum-hukumnya yang terperinci dan juga hukuman yang akan diberikan jikalau melanggar hukum tersebut. (Kel 20—23). . natas yang lain: Kel 32:33;  Im 26:21;  Bil 15:31;  1Taw 10:13;  Mzm 11:6;  75:8;  Yes 1:24,28;  Mat 3:10;  24: 51. Ayat-ayat itu semuanya membicarakan hukuman atas dosa oleh tindakan langsung dari Allah.

 

 

Mengapa mesti ada hukuman atas dosa?

Ada tiga pendapat mengenai maksud dari hukuman atas dosa

1.     untuk membuktikan keadailan dan kebenaran Ilahi

Hukum menuntut bahwa dosa harus dihukum karena kejahatan yang ada di dalamnya tanpa memperhitungkan pertimbangan yang lebih jauh. Hukuman ditujukan untuk menunjukkan keadilan dan kebenaran serta kesucian Allah yang selalu menentang dosa.Ulangan 32:4;  Ayub 34: 10,11;  Mzm 62:13;  Yer 9:24;  1 Pet 1:17. Maksud utama dari penghukuman adalah semata-mata karena keadilan, kebenaran dan kesucian Allah harus dinyatakan.

 

2.     Memperbaharui orang berdosa. Ini merupakan pandangan yang keliru, kalau hukuman adalah untuk memperbaharui orang berdosa. Pendapat ini sangat ditonjolkan pada saat ini. Allah mengasihi orang berdosa dan tidak marah kepada mereka. Allah hanya menjatuhkan sesuatu yang berat kepadanya dengan maksud untuk memperbaikinya dan membawanya kembali ke rumah Bapa. Pandangan ini mengacaukan antara hukuman dan pengajaran. Hukuman atas dosa tidak keluar dari kasih dan kemurahan Sang Pemberi Hukum, tetapi dari keadilan. Jikalau ada terjadi pembaharuan setelah penghukuman, maka itu tidak berkenaan dengan tujuan hukuman, melainkan hasil tindakan Allah.

 

3.     Untuk mencegah agar manusia tidak berdosa. Teori ini tidak bisa diterima. Teori ini mengatakan bahwa orang berdosa harus dihukum untuk melindungi masyarakat, dengan cara agar orang lain jangan melakukan kesalahan yang serupa. Hal ini bisa terlihat dalam keluarga, masyarakat, dimana ketika hukuman diberikan, hal itu mencegah agar yang lain jangan melakukan dosa yang sama. Namun sebenarnya, hal itu hanyalah merupakan sampingan yang dihasilkan melalui pelaksanaan hukuman. Pendapat ini tidak dapat menjadi dasar dari penghukuman. Kalau menghukumn seseorang demi kebaikan masyarakat, maka keadilan disingkirkan. Kenyataannya, orang berdosa selalu dihukum karena kejahatannya dan akibat sampingannya adalah memberi kebaikan bagi masyarakat. Dan tidak akan ada hukuman yang bisa mencegah manusia melakukan dosa, bila hukuman itu sendiri tidak adil dan benar. Misalnya, hukuman bagi pembunuh hanya dihukum denga 1 tahun penjara, maka ini tidak akan mencegah yang lain agar jangan melakukan dosa yang sama, dihukum 15 tahun penjara pun atau hukuman mati pun, tidak mencegah yang lain agar jangan melakukan pembunuhan.  .  

 

 

 

Yohannis Trisfant, MTh


DOSA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DOSA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

 

Apakah ada tingkatan dosa?

Roma Katolik membedakan antara dosa yang dapat diampuni dan dosa yang membawa kematian. Dasar Alkitabnya adalah Gal 5:21. seseorang melakukan dosa yang membawa maut ketika ia dengan sadar melanggar hukum Allah padahal dia mengetahui bahwa itu adalah penting dan yang dia percayai selama ini. Dosa ini akan membawa pelakunya kepada penghukuman yang kekal. Sedangkan seseorang yang melakukan dosa yang dapat diampuni adalah ketika dia melakukan dosa yang tidak disadarinya. Dosa semacam itu dapat diampuni lebih mudah bahkan juga tanpa pengakuan dosa. Pengampunan bagi dosa yang membawa maut hanya dapat diperoleh melalui sakramen penyucian.

          Perbedaaan yang seperti itu, tidak bisa diterima sebab setiap dosa pada dasarnya adalah ketidakbenaran dan harus mengalami penghukuman kekal. Semua dosa membawa maut, baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja. 1 Yoh 5:16 memang membicarakan mengenai dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut. Namun dalam pengertian berbeda dengan katolik. Apakah yang dimaksud dengan dosa yang mendatangkan maut? Yohanes sedang berbicara mengenai guru-guru palsu yang mengajarkan ajaran yang sesat. Mereka meenyangkal Yesus Kristus, membenci saudara seiman, dan menolak kesaksian Allah.  Orang yang seperti  ini yang menyangkali kemurahan Allah, jemaat tidak harus berdoa untuk mereka. Dosa ini menunjuk kepada dosa menghujat Roh Kudus. Dosa yang tidak ada pertobatan.

Sedangkan dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa, diman si pendosa masih mau bertobat. Ini yang kita bisa doakan. Tetapi Yohanes, ,melarang berdoa bagi mereka yang tidak dapat bertobat lagi, yakni melakukan dosa yang mendatangkan maut, dosa meghujat Roh Kudus.

 

Alkitab memang membedakan bermacam-macam dosa , secara khusus perbedaan derajat kesalahan. Perjanjian Lama membedakan antara dosa yang direncanakan dan dosa yang dilakukan dengan tidak sengaja yaitu akibat ketidaktahuan, kelemahan atau kekeliruan. (Bil 15:29-31). Dosa yang direncanakan tidak dapat didamaikan oleh korban dan dihukum dengan sangat berat, sedangkan dosa yang tanpa sengaja dapat ditebus dan diadili dengan tidak terlalu berat. Dosa-dosa yang dilakukan dengan tujuan tertentu, dengan kesadaran penuh akan kejahatan yang tercakup di dalamnya, dan dengan kesengajaan, jauh lebih besar dan lebih mendapatkan ancaman hukuman daripada dosa yang diakibatkan oleh ketidaktahuan atau diakibatkan oleh konsep yang keliru atau karena kelemahan seseorang. Perjanjian Baru menjelaskan bahwa derajat dosa sangat ditentukan oleh derajat terang yang dimilikinya. Orang kafir adalah orang berdosa, akan tetapi mereka yang memiliki wahyu Allah dan telah merasakan jamahan Injil jauh lebih bersalah ketika mereka berbuat dosa, Mat 10:15;  Luk 12:47,48;  23:24;  Yoh 19:11;  Kis 17:30;  Rom 1:32;  2:12;  1 Tim 1:13,15,16

Namun bagaimanapun juga, dosa yang dilakukan dengan tidak disengaja juga termasuk dosa yang nyata dan menjadikan seseorang bersalah dihadapan Allah, Gal 6:1;     1 Tim 1:13;  5:24.

 

Dosa yang tidak dapat diampuni.

 

Alkitab membicarakan mengenai dosa yang tak terampunkan ini. Dosa ini biasa nya dikenal sebagai dosa menghukat Roh Kudus. Tuhan Yesus membicarakan mengenai dosa ini dalam Mat 12:31,32. Ibrani 6:4-6; 10:26-27 ; 1 Yoh 5:16 juga membicarakan mengenai dosa ini.

 

Berbagai pandangan tentang dosa ini

          Jerome dan Chrysostom menganggap dosa ini hanya dapat dilakukan selama Tuhan Yesus hidup di dunia ini dan dosa ini dilakukan oleh mereka yang mengakui dalam hati mereka bahwa Yesus membuat segala muzizat itu oleh kuasa Roh Kudus namun demikian mereka menolak muzizat ini dan mengatakan bahwa semua itu berasal dari setan. . Namun masalahnya adalah dosa ini kembali dibicarakan dalam Ibrani 6:4-6

          Agustinus, menyebutnya sebagai impoenitentia finalis, yakni tidak mau menyesali terus sampai akhir. Mereka yang tidak mau menyesali dosanya , menolak Kristus sampai mati adalah dosa yang tidak dapat diampuni. Namun masalahnya adalah, dosa ini merupakan sebuah dosa yang sangat khusus.

          Kaum Lutheran mengatakan bahwa hanya mereka yang sudah dilahirkan barulah yang dapat melakukan dosa  ini. Ibrani 6:4-6. Namun pendapat ini bermasalah, karena apakah mungkin orang yang sudah dilahirkan baru dapat melawan Roh Kudus?

          Pandangan Kaum Reformed. . Istilah dosa melawan Roh Kudus sebenarnya adalah terlalu umum, sebab ada juga dosa-dosa melawan Roh Kudus yang dapat diampuni, Ef 4:30. Alkitab membiaarakan secara khusus mengenai dosa melawan Roh Kudus dalam Mat 12:32;  Mark 3:29;  Luk 12:10. Dosa ini dilakukan dalam kehidupan sekarang, yang menyebabkan tidak mungkin terjadi pertobatan dan pengampunan. Dosa itu dilakukan dengan sadar, dan dalam penolakan yang disadari dan dikehendaki. Dosa ini melawan bukti dan pengakuain kesaksian Roh Kudus, mengenai anugerah Allah dalam Kristus. Jadi manusia secara sadar dan oleh kehendak diri sendiri mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan adalah pengaruh setan dan tindakan setan. Akar dari dosa ini adalah kebencian yang terus menerus terhadap terhadap Allah dan terhadap segala sesuatu yang ilahi. Senang mencemooh dan mengejek apa yang suci dan sama sekali tidak mempeduloikan kesejahteraan jiwanya. Dosa ini tidak dapat diampuni bukan karena dosa ini sudah melampaui karya penebusan Kristus, atau orang berdosa itu sudah di luar jangkaun Roh Kudus, tetapi karena ada hukum-hukum dosa yang diterapkan oleh Allah. Hukum dosa itu adalah tanpa pertobatan maka tidak akan ada pengampunan.  Mereka yang terus menerus melawan Allah tidak mungkin untuk bertobat dam tidak mungkin diampuni. Doa yang seperti ini tidak diikuti oleh pertobatan. Oleh sebab itulah mereka yang masih bertobat, sebenarnya belum melakukan dosa ini.

 

 

Yohannis Trisfant, MTh


UNIVERSALITAS DOSA

UNIVERSALITAS DOSA

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

Sedikit sekali orang yang menyangkal adanya kejahatan dalam hati manusia. Kebanyakan manusia mengakui bahwa dosa itu bersifat universal

1.     sejarah agam dan filsafat mengakuinya.

Ketika Ayub bertanya, bagaimana manusia dapat benar dihadapan Allah merupakan sebuah pertanyaan yang ditanyakan bukan saja dalam terang wahyu khusu, didalam dunia orang kafir. Agama-agama kafir mengakui adanya kesadaran universal tentang dosa dan perlunya pendamaian dengan Yang Mahatinggi. Ada sebuah perasaan umum bahwa para dewa harus diberikan sesaji. Ada suatu suara unibersal bahwa manusia kehilangan apa yang ideal dan akan dihukum oleh kekuasaan Yang Mahatinggi. Kesadaran akan dosa ini nampak dengan ritual-ritual yang dilakukan oleh manusia, misalnya, mempersembahkan korban anak kandungnya sendiri diatas mezbah, pengakuan-pengakuan yang berulang-ulang diucapkan dan doa-doa agar dilepaskan dari kejahatan. Pada pemberita Injil menemukan hal ini dimanapun mereka pergi.

Sejarah filsafat juga menunjukkan hal yang sama, para ahli filasafat kuno sudah bergumul dengan persoalan kejahatan moral dan tidak ada satupun ahli filsafat yang kita kenal dan menyangkali keberadaan dosa.

 

2.     Alkitab mengajarkan ttg universalitas dosa.

         

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa dosa manusia bersifat universal, 1 Raj 8:46;  mzm 143:2;  ams 20:9;  Pkb 7:20;  Rom 3:1-12,19,20,23;  Gal 3:22;  Yak 3:2;  1 Yoh 1:8,10. 

Dosa diwarisi manusia sejak dia dilahirkan dan dengan demikian dosa ada dalam natur manusia (mzm 51:5; ayub 14:4;  Yoh 3:6.

Dosa adalah sesuatu yang asli yang dilakukan oleh manusia dan menjadikan mereka bersalah dihadapan Tuhan. Roma 5:12-14 mengandung pengertian bahwa dosa itu sudah ada pada bayi-bayi sebelum mereka memiliki kesadaran moral. Oleh sebab itu manusia membutuhkan penebusan

 

Yohannis Trisfant, MTh

 


TRANSMISI DOSA

TRANSMISI DOSA

 

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

 

Bagaimana mungkin semua orang berdosa hanya karena satu orang yakni Adam yang berdosa? Roma 5:19 mengatakan: oleh ketidaktaatan satu orang semua telah menjadi orang berdosa. Bagaimana kita bisa bertanggungjawab atas perangai yang rusak yang tidak berasal dari diri kita sendiri dan bagaimana Allah secara adil menuduh kita ikut melakukan dosa Adam? Ada beberapa teori yang menjelaskan akan hal ini

A.   Pandangan Pelagian

Pelagius adalah seorang biarawan inggris yang lahir kira-kira tahun 370 AD yang mengajarkan doktrin asingnya di Roma pada tahun 409 AD. Pelagius mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap jiwa secara langsung dan setiap jiwa karena itu adalah tanpa salah dan tanpa cela. Tidak ada jiwa yang memiliki hubungan langsung dengan dosa Adam. Dosa Adam terhadap manusia hanyalah merupakan sebuah contoh yang buruk. Roma 5:12 yang mengatakan :” maut itu telah menjalar kepada semua orang karena semua orang telah berbuat dosa, ditafsirkan oleh palagian bahwa semua orang mendatangkan kematian kekal atas dirinya karena mereka berbuat dosa menurut teladan Adam. Menurut teori ini, manusia itu tidak bercacat cela sampai pada ketika ia sendiri berbuat dosa, maka pada saat itulah ia menjadi orang berdosa. [1]

Manusia dapat diselamatkan baik oleh hokum Taurat maupun oleh Injil.

Teori Pelagian ini tidak Alkitabiah, karena Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia telah mewarisi sifat berdosa (Ayub 14:4;  15: 14;  Mazmur 51:7;  Roma 5:12;  Efesus 2:3), Alkitab juga menggambarkan bahwa keadaan manusia yang telah jatuh adalah akibat langsung dari dosa Adam (Roma 5:15-19). Dan Alkitab juga menyatakan bahwa tidak ada orang yang diselamatkan karena berbuat baik (Mazmur 143:2;  Kis 13:29;  Rom 3:20;  Gal 2:16). Dan kalau pandangan Pelagian ini diikuti maka setiap orang yang lahir bebas dari dosa Adam, HARUS jatuh secara individu. Karena kenyataan yang kita lihat bahwa semua manusia berdosa. Ini artinya mereka yang lahir suci itu HARUS lahir secara individu. Hal yang lain yang menjadi keberatan adalah, tidak ada manusia yang sempurna tanpa dosa dalam dunia ini.

 

 

 

B. Pandangan Arminian

Jacobus Arminius (1560-1609) adalah  seorang teolog belanda. Pandangan Arminian adalah pandangan semi pelagian. Arminius mengajarkan bahwa manusia tidak dianggap bersalah karena dosa Adam.  Manusia dianggap sakit. Manusia memiliki kuasa untuk hidup benar. Pada saat manusia secara sukarela melakukan dosa, maka Allah akan memperhitungkan dosa pada mereka dan menyatakan mereka bersalah. Jadi manusia berdosa bukan karena tercemar total oleh dosa Adam. Manusia masih sanggup untuk membuat pilihan yang benar. Adam berdosa dan pengaruhi sebagian manusia. Kerusakan tidaklah total. Manusia memang menerima natur yang rusak dari Adam tetapi tidak dinyatakan berdosa. Pandangan ini dianut oleh Methodis, Wesley, Pentakosta, kelompok Holiness

Pandangan ini tidak dapat diterima, karena manusia berbuat dosa di dalam Adam dan oleh karena itu manusia sudah dinyatakan bersalah sebelum ia sendiri berbuat dosa.

 

 

 

C. Pandangan Realistis

Teori ini dipegang oleh sebagian Bapa gereja, seperti Agustinus. Manusia secara alami dan secara hakiki berada di dalam Adam ketika Adam berbuat dosa. Di dalam dosa yang pertama ini, manusia cemar dan bersalah dan keadaan ini diturunkan kepada keturunan Adam, semua keturunan Adam tekah mengambil bagian secara tidak bersifat pribadi dan tidak sadar ketika Adam pertama kali berbuat dosa. Jadi karena manusia dapat dikatakan tunggal, maka sifat manusia yang umum dan belum disebar menjadi individu-individu itulah yang melakukan dosa pertama itu. Dengan demikian semua orang adalah rekan Adam dalam berbuat dosa itu. Dengan demikian secara adil dosa dapat diperhitungkan dan manusia dihukum karena dahulu ia turut berbuat dosa. Roma 5:12 ditafsirkan bahwa semua manusia berpartisipasi dalam dosa Adam. Sebagaimana Lewi meskipun belum dilahirkan, membayar perpuluhan kepada melkisedek melalui Abraham, dimana lewi telah hadir sebelumnya di dalam Abraham (Ibr 7:9-10). Dengan cara yang sama, semua manusia telah “secara keturunan hadir” dalam Adam pada waktu Adam berdosa dan karena itu semua manusia berperan serta dalam dosa itu. Allah menyatakan semua manusia bersalah karena semua manusia bersalah.

Keberatan:

·        dapatkan manusia dikatakan bersalah karena dosa yang tidak dilakukannya secara sadar dan langsung? Dapatkah manusia itu bertindak sebelum dia ada?

·        Bila manusia iktu bersalah dalam dosa pertama Adam,apakah manusia juga turut bersalah dalam dosa-dosa Adam sesudah itu?

·        Apakah Kristus karena memiliki sifat manusia, juga mengambil bagian dalam dosa Adam ini?

·        Bila kita dihukum karena kita ini bejat dan pembawaan kita penuh dengan dosa, maka satu-satunya anlogi adalah kita dibenarkan karena kudus sudah menjadi pembawaan kita

 

 

D. Pandangan Federal. Pandangan ini dianut oleh teolog reformed. Diajarkan oleh Charles Hodge, Louis Berkhof. Pandangan ini disebut teori federal karena Adam bukan hanya sebagai orang tua dalam hubungan jasmani dengan manusia, tetapi Adam juga dilihat sebagai kepala federal atau wakil dari seluruh umat manusia. Allah masuk ke dalam perjanjian dengan Adam, dimana Allah akan memberkati semua manusia bila Adam taat dan bila Adam tidak taat , maka Allah akan menghukum manusia dengan penderitaan dan kematian . melalui perbuatan dosa Adam, dosa dan kematian diperhitungkan pada semua umat manusia karena semua umat manusia diwakilkan pada Adam. Jika Adam taat maka akan memberikan keutungan yang tiada ternilai bagi manusia. Akan tetapi bila Adam tidak taat akan mendatangkan bencana yang sangat besar bagi manusia. Semua manusia secara federal terikat dengan kepala perjanjian ini. Dan sebagai akibatnya, manusia dilahirkan dalam keadaan yang rusak dan berdosa. Pandangan Federal ini dapat menjelaskan ketidakberdosaan Kristus, karena Kristus tidak berada dibawah perjanjian kerja dengan Adam.

 

 

Keberatan:

·        Dapatkah manusia dianggap turut bertanggungjawab atas pelanggaran suatu perjanjian yang tidak ikut disahkannya? Kita memang bisa ikut menderita karena dosa orang lain, namun dapatkah seseorang dianggap bersalah karena dosa orang lain?

·        Dapatkan ketidktaaan seseorang membuat orang lain menderita hukuman? Kalau ketaatan seseorang memang dapat membuat orang lain dibenarkan. Menderita hukuman untuk orang lain memang dapat dilakukan, tetapi berbuat dosa untuk orang lain tidak dapat dilakukan

 

Yohannis Trisfant, MTh



[1] thiessen, 285.


Ada beberapa alasan mengapa Allah mengijinkan manusia dicobai

Ada beberapa alasan mengapa Allah mengijinkan manusia  dicobai

 

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

·        perlunya masa pencobaan supaya ada perkembangan moral, sebab manusia diciptakan bukan sebagai robot. kecenderungan u/ tunduk kpd allah akan diperkuat apabila manusia patuh kpd perintah allah

 

·        masa pencobaan menyingkapkan kemurahan allah.

·        iblis jatuh tanpa ada godaan dari luar.

·        iblis berbuat dosa dengan sengaja, didorong oleh ambisi yg tdk sehat dan sbg akibatnya ia menjadi iblis.

·        seandainya manusia jatuh tanpa ada yg menggodanya, maka itu berarti manusia menciptakan dosanya sendiri, shg manusia menjadi iblis.

·        peristiwa tsb menyingkap kemurahan allah krn ia tetap memungkinkan penebusan manusia

 

·        dalam pencobaan itu ada kemungkinan bagi manusia u/ menolak godaan.

·        didlm pencobaan itu sama sekali tdk ada kekuatan yg dpt memaksa manusia berbuat dosa

·        kemampuan manusia untuk memilih taat kpd allah adalah sama besarnya dgn kemampuan untuk memilih tdk taat.

·        dengan adanya pencobaan akan membuat sifat kudus manusia diperkuat menjadi watak kudus.

·        penolakan thd godaan akan menghasilkan manusia yg penuh kebajikan

 

 

Yohannis Trisfant, MTh


Asal Mula Dosa

Asal Mula Dosa

 

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

Dosa merupakan sebuah fakta yang nampak dalam hidup manusia sehari-hari. Darimanakah dosa itu? Ada berbagai jawaban yang diberikan untuk menjawab asal-usul dosa ini. Terlebih dahulu akan diberikan pandangan-pandangan yang salah mengenai asal-usul dosa, setelah itu akan dibahas tentang pandangan yang benar.

1. Dosa bersifat kekal

Kaum Gnostik dan Manikheisme memegang ajaran ini. Menurut pandangan ini, dosa itu memang selamanya sudah ada. Kebaikan dan kejahatan bertentangan sejak dahulu kala dan akan terus bertentangan. Dalam dunia ini ada dua prinsip yang ada dengan sendirinya dan bersifat kekal, yang kebakian dan kejahatan, atau antara terang dan gelap. Kebaikan dan kejahatan ini saling membatasi dan tidak akan ada yang betul-betul menang.  [1] Pandangan seperti ini tidak bisa diterima, karena dengan beranggapan dosa bersifat kekal, maka ini berarti dosa merupakan lawannya Allah. Allah hanyalah oknum yang terbatas dan bergantung. Allah berarti dibatasi oleh sesuatu yang tidak dicitakannya dan Allah tidak bisa mencegahnya.

 

2. Dosa bersumber pada keterbatasan manusia. Teori ini dikemukakan oleh Leibniz dan Spinoza. Allah menciptakan manusia itu dengan keterbatasan jasmani dan keterbatasan moral. Manusia secara moral terbatas sehingga tidak mampu mentaati Allah secara sempurna. Dosa manusia bersumber pada sifat moralnya yang tidak sempurna. Jadi dosa itu merupakana akibat yang dengan sendirinya timbul karena manusia terbatas.[2]

Pandangan seperti ini tidak dapat diterima, karena walaupun jasmani manusia memang terbatas, namun Allah menciptakan manusia dengan kemampuan untuk mentaataiNya secara sempurna. Jika tidak ada kemampuan untuk mentaatai Allah secara sempurna, maka pencobaan di taman eden itu, memang bertujuan untuk membuat manusia jatuh ke dalam dosa. Namun, karena ada kemampuan untuk mentaati Allah, sehingga pencobaan di Taman Eden merupakan sesuatu yang betul-betul merupakan ujian dan jatuh atau tidaknya manusia bergantung kepada pilihannya.

 

3. dosa bersumber pada pancaindara.  

Teori ini dikemukakan oleh Schleiermacher. Keberdosaan manusia disebabkan pancaindranya jahat. Mengapa pancaindra jahat? karena merupakan  sisa-sisa sifat hewani manusia dari proses evolusi. Ada juga yang berpandangan bahwa pancaindra jahat karena memang tubuh kita jahat dan tidak bisa bersentuhan dengan jiwa. Pandangan seperti ini tidak bisa diterima karena kalau kita menganggap bahwa dosa merupakan akibat dari pancaindra sejak diciptakan, maka dosa itu merupakan sebuah kemalangan dan bukanlah kesalahan.[3]. Selain itu dalam peristiwa di taman Eden, dosa belumlah ada dalam diri manusia sebelum manusia memilih untuk tidak taat kepada Allah. Kondisi awal manusia sama sekali tidak berdosa. Manusia berdosa karena memilih untuk berdosa dan bukan dipaksa oleh keadaan pancaindranya.

 

 

Lalu bagaimanakah pandangan Alkitab mengenai dosa?

- Allah tidak boleh dianggap sebagai penyebab dosa, Ketetapan Allah memang memberikan peluang bagi kejatuhan Adam dan Hawa, namun hal ini bukan berarti bahwa Allah  sebagai penyebab timbulnya dosa. Alkitab mengatakan,; jauhlah daripada Allah untuk melakukan kefasikan dan daripada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang (Ayub 34:10). Ia adalah Allah yang Kudus (Yes 6:3). Di dalam Allah sama sekali tidak ada ketidkbenaran (Ul 32:4;  Mzm 92:16) .Di taman Eden, Allah hanyalah menuntut ketaatan Adam dan Hawa, dan bukan bermaksud mencobai mereka (Yak 1:13). Yang mencobai Adam dan Hawa adalah Iblis. Dan Allah sendiri sudah memperlengjapi manusia dengan kemampuan untuk memilih taat jikalau manusia mau taat. Seandainya, manusia menolak cobaan pada waktu itu, maka penolakan itu pasti membuat Iblis pergi dari situ (Yak 4:7). Jadi ketika dicobai, tidak ada kekuatan yang dapat memaksa manusia untuk berbuat dosa. Allah mengijinkan manusia dicobai oleh iblis karena masa itu memang diperlukan untuk perkembangan moral manusia, untuk menguji kesetiaan manusia kepada Allah.  Jadi merupakan sebuah penghujatan jika kita kita mengatakan bahwa Allah adalah pembuat dosa.  

 

- Dosa berasal dari dunia malaikat. Bila kita hendak melacak asal mula dosa, maka kita mesti melihat kembali kepada peristiwa pencobaan yang dialami oleh Adam dan Hawa. Mereka dicobai oleh sesuatu yang berada di luar diri mereka. Kejatuhan mereka disebabkan oleh karena adanya penggoda. Siapakah penggoda ini? Penggoda ini adalah Iblis. Memang dalam Alkitab tidaklah dituliskan adanya Iblis yang menggoda Hawa. Kejadian 3: 1 hanya menuliskan bahwa ular yang mencobai Hawa. Apakah memang hanya ular dan tidak ada Iblis yang memakai ular tersebut? Ular yang mencobai Hawa memang adalah ular beneran, bukan ular jadi-jadian. (Kej 3:1). Namun ular ini dipakai oleh Iblis untuk menggoda Hawa.bdk. Luk 22:3  Alkitab menyatakan dalam wahyu 12:9  Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut  Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.  Rev 20:10  dan , yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. Demikain juga Wahyu  20:2  ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, Ular tua merupakan gambaran dari Iblis. Iblis inilah yang menyesatkan manusia. Iblis berbuat dosa dari mulanya. (1 Yoh 3:8). Tuhan tentunya tidaklah menciptakan iblis, karena tidak ada yang jahat keluar dari Allah. Iblis berasal dari malaikat yang jatuh dalam dosa. Alasannya adalah, sebelum kejatuhan manusia dalam dosa, sudah ada sesuatu yang jahat, yakni si penggoda. Si penggoda ini pasti bukan manusia. Penggoda ini pasti berasal dari dunia spiritual yang telah diciptakan oleh Allah. Yesaya  menyatakan ini kepada kita.

Yesaya 14: 12 (Isaiah 14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!.

Bintang Timur, Putera Fajar, Dalam bahasa Latin: Lucifer; dalam bahasa Yunani: Fosforos; dalam bahasa Ibrani : Helel.

Memang konteks dari Yesaya 14 ini membicarakan tentang ejekan tentang raja Babel. Coba kita lihat ayat 4: maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel dan berkata”…...Namun ditengah-tengah ejekan terhadap raja Babel itu tersisipkan sebuah wahyu tentang Lucifer (malaikat yang sangat luar biasa ini). Perhatikan ayat 12-15 terdapat sebuah penyataan tentang Lucifer dan bukan tentang raja Babel. Nubuatan tentang raja Babel terdapat dalam ayat 5-11 kemudian dilanjutkan ke ayat 16. Kalau sdr membaca ayat 11 dan langsung lompat ke ayat 16 dengan menghilangkan ayat 12-15, maka  sdr akan menemukan bahwa ayat 11 dan 16 nyambung pikirannya. Jadi memang ada sebuah sisipan tentang Lucifer dalam ayat ini, sama halnya dengan Yesaya 7,9.  Dalam Yesaya 7 dibicarakan tentang Raja Ahaz, tetapi kemudian disisipkan pemberitaan tentang seorang anak dara yang akan melahirkan Imanuel. Jadi Yesaya 14: 12 ini membicarakan tentang Lucifer, malaikat Allah yang jatuh ke dalam dosa. Yesaya 14: 12-15 ini tidak mungkin membicarakan tentang Raja Babel, sebab gambaran  yang diberikan terlalu luar biasa. Gambaran yang diberikan disini lebih tepat ditafsirkan tentang kejatuhan malaikat LUCIFER. Malaikat  Lucifer atau Bintang Timur, ini diciptakan Allah sangat luar biasa. Dalam kitab Yehezkiel dilukiskan gambaran yang mirip tentang Lucifer: Yeh  28:12-19  "  Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. …...Demikian besarnya kemuliaan yang Allah berikan buat Lucifer, sehingga Penghulu malaikat Mikhael dalam Yudas 1:9   ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis ……tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!" Bahkan setelah kejatuhannya pun masih nampak  bekas-bekas kehebatan ciptaan Allah ini. Di Taman Eden dia dengan cerdik menjatuhkan Adam dan Hawa. Dan di dalam kitab Korintus, dia dapat menyamar sebagai malaikat terang (2Co 11:14). Allah menciptakan malaikat ini begitu indah, begitu luar biasa, tidak ada cacat dan cela. sampai suatu ketika dalam Yesaya  14:12 dikatakan .   Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!   Disinilah dosa dimulai. Sebelum Adam dan Hawa berbuat dosa, dosa telah terjadi sebelumnya dan dilakukan oleh malaikat-malaikat yang memberontak. Perjanjian Baru menuliskan ini di dua tempat. 2 Petrus 2:4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka….. Yudas 6: Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar. Jadi memang pemberontakan malaikat itu pernah terjadi jauh sebelum Adam dan Hawa berbuat dosa. Dan disitulah dosa dimulai. 

          Apakah yang menyebabkan sehingga malaikat Lucifer ini jatuh dalam dosa dan turut juga menyeret malaikat lainnya sehingga menjadi Iblis? Ada beberapa  hal yang menjadi keinginan dari Lucifer, Dalam ayat 13-15

·        aku hendak naik ke langit(ayat 13)

·        aku hendak mendirikan tahtahku mengatasi bintang-bintang Allah.(13)

·        Aku hendak duduk diatas bukit pertemuan(13)

·        Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai YangMahaTinggi (14)

Perkataan :” aku akan”yang berulang-ulang ini menunjukkan adanya pemberontakan terhadap kehendak Yang Maha Tinggi. Ambisi Lucifer yang digerakkan oleh kesombongan dan pemberontakannya adalah membuat dirinya menjadi sesuatu yang tidak pernah dirancang oleh Penciptanya, yakni menjadi Yang Maha Tinggi. Ciptaan yang bagaimanapun hebatnya tidak pernah ditentukan untuk menjadi Yang  Mahatinggi. Kejahatan yang mengerikan dari Lucifer adalah tidak mau tinggal dalam posisi yang ditempatkan oleh Sang Pencipta. Dia telah didandani sedemikian indah, namun dia tidak puas dengan posisi itu. Dia ingin lebih dan menyamai Yang Maha Tinggi. Dan sifat dosa yang seperti inilah yang diberikannya kepada Adam dan Hawa di Taman Eden

Paulus mengatakan dalam juga 1 Tim 3:6, (1 Timothy 3:6). Seorang penilik jemaat tidak boleh orang yang baru saja menjadi Kristen, sebab nanti ia menjadi sombong lalu terkutuk seperti Iblis dahulu. Demikian juga Yudas 6, malaikat  yang jatuh dalam dosa" tidak taat pada batas-batas kekuasaaan mereka. Mereka tidak merasa puas dengan apa yang  telah menjadi bagian mereka, tidak merasa puas dengan pemerintahan dan kuasa yang diberikan kepada mereka. Inilah penyebab dari kejatuhan malaikat menjadi Iblis.

 

 

 

 

- Dosa dimulai dengan pelanggaran Adam.

Dosa yang terjadi dalam diri manusia di mulai dari pelanggaran adam dan hawa. peristiwa yang terjadi dalam kejadian 3 merupakan persitiwa yang historis. Didalam literatur timur dekat kuno (ancient near eastern ) ular digambarkan memiliki karakter yang penting.

 

·        mungkin karena racunnya yang mengancam jiwa dan matanya yg memberikan sebuah gambaran yg penuh dengan teka-teki.

·        ular sering dihubungkan  dengan kematian dan hikmat.

·        bagaimana dengan yg dikatakan oleh alkitab? kitab kejadian mencatat dua aspek ini, yaitu didalam dialog hikmat antara ular dan hawa dan kematian setelah kejatuhan dalam dosa.

 

dalam kejadian 3:1 ini, pencoba  hanya disebut “nahas” suatu kata ibrani untuk ular. kitab kejadian memberitahukan kita 2  informasi ttg ular ini

·        pertama, karakternya. dia yang paling cerdik dari segala binatang. penulis menggambarkan ular itu sebagai yg paling cerdik bukan yang paling bijak dari semua binatang.

·        kemudian yg kedua, kita diberitahu bahwa ia adalah binatang ciptaan allah.

 

informasi ini menyingkirkan kemungkinan bahwa ular itu dipandang sebagai hewan jadi-jadian/supranatural. Ular itu bukan iblis yg menjelma menjadi ular. Jika ini adalah ular beneran, mengapa dia bisa berbicara? Apakah hewan kuno dpt berbicara? Tidak. Ular itu bisa berbicara karena dia dipakai oleh iblis. Jadi ini adalah ular sejati yg dipakai oleh iblis menggoda hawa. Perjanjian baru memberikan kpd kita penjelasan ini. Ketika Kristus mengatakan :” bhw  iblis ad/ pembunuh sejak semula dan ia adalah  pendusta,  bapa segala dusta” (yoh 8:44). Hal ini menunjuk kpd kejadian di taman eden. Paulus  dlm suratnya kpd jemaat di roma mengatakan :” semoga allah , segera akan menghancurkan iblis di bawah kakimu” Perkataan ini merupakan interpretasi dari kej 3:15 . Didlm kitab wahyu dituliskan ttg ular tua, yg disebut iblis atau satan yang menyesatkan seluruh dunia (why 12:9). Martin luther mengatakan :” kita bingung mengapa ular dapat berbicara. oleh sebab itu kita mesti mengambil kesimpulan  bahwa setan memakai ular ini sebagai alatnya. Ular dipakai oleh iblis  sebagai alat karena dia adalah binatang yg paling cerdik diantara semua binatang..

          Kemudian ular itu mengarahkan pencobaannya kepada “perempuan itu” Mengapa dia memilih wanita daripada pria atau kenapa tdk dua-duanya saja? ini tdklah jelas. Ada yg mengatakan bahwa wanita lebih lemah, lebih mudah diserang. Perempuan tdk mendengarkan secara langsung perintah allah. dia mendengarkan larangan Allah hanya melalu adam shg pengertiannnya tidak selengkap adam shg dia bisa ragu-ragu. Hawa bukanlah kepala perjanjian , shg dia tdk memiliki rasa tanggungjawab yg sama. Dia bisa menjadi pelaku yg efektif u/   mencapai hati adam.

     Pencobaan di taman eden dibuka oleh ular itu dengan mengatakan:

” tentu allah berfirman: “semua pohon dlm taman ini jangan  kamu makan buahnya bukan?.” Kata pertama dari ular itu memberikan kejutan. Dia melebih-lebihkan larangan allah, menyatakan bhw Allah melarang manusia memakan semua pohon buah-buahan  didlm taman.  Apakah allah  mengatakan bhw adam tdk boleh makan semua pohon dlm taman? tidak, ini suatu pemutarbalikan fakta. Ini adalah  suatu usaha untuk menciptakan di dlm pikiran wanita itu suatu kesan ttg Allah yg  pelit, lekas marah. Dari bentuk pertanyaannya kelihatan kalau ular itu telah membuat serangan yg mematikan yang ditujukan kpd ketatan perempuan itu. Ular itu mencoba memindahkan Allah dari pemberi yang murah hati kepada penindas yang jahat. Sebagai tambahan ular itu sangat pandai memberikan kepd wanita ini sebuah kesempatan untuk mempertahankan  dirinya  dan untuk menjelaskan pandangannya ttg posisi Allah. Sekarang perempuan itu menjadi partner bercakap-cakap dengan ular, dimana bonhoeffer menyebutnya sbg: percakapan pertama        ttg allah,  atau percakapan teologia yg pertama di dunia” .

                   Strategi yg pertama dari ular adalah memberikan gambaran yg salah ttg allah  dan mengajak perempuan itu bercakap-cakap sambil menyerang ketaatannya kp Allah. Didlm responnya kpd  ular, perempuan itu mencoba untuk memberikan koreksi. Tetapi dengan melakukan ini dia membuat kesalahan yaitu melebih-lebihkan larangan Tuhan. perempuan ini bingung dan menambahkan kata-kata:” kamu tdk boleh menyentuhnya. Larangan “jangan makan” telah diperluasnya menjadi “jangan sentuh”. Penambahan kata itu menunjukkan kelemahan dari perempuan tsb. dia ingin membuat sebuah hukum bagi dirinya sendiri. Penambahan itu  melicinkan jalan untuk sebuah hubungan, Inilah kecerdikan ular. 

Dalam ayat 4-5 ular itu menanggalkan topengnya. sekarang dia terang-terangan menyerang Allah. Sekarang dia berapologetik dan  menyerang secara langsung pernyataan allah dalam  kej 2:27. Dia mengatakan:

 ”sekali-kali kamu tdk akan mati kalau makan buah pohon itu” , ttp allah mengetahui bhw pd waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti allah, tahu ttg yg baik dan yg jahat.”

          Disini secara implisit ular tersebut menyatakan bahwa dia lebih tahu ttg Allah daripada perempuan itu, karena dia dapat menembus pikiran allah dan mengklaim mengetahui apa yg Allah tahu. (bapa segala dusta). Apa yg ditawarkan oleh ular sangatlah menarik hati. “ mata akan terbuka dan akan menjadi seperti allah, tahu ttg yg baik dan yg jahat”  Apakah iblis bohong ketika mengataka kalimat ini? tidak (3: 7, 22). iblis tidaklah berbohong. dia hanya memberitahukan setengah kebenaran. Ini cara penipuan yang canggih. dia tidak langsung menyuruh hawa memakan buah itu. dia hanya memberitahuika setengah kebenaran.  Memang sangat mengejutkan kalau kita membaca sampai disini, bahwa adam dan hawa memang tidak langsung mati ketika mereka memakan buah itu. mereka mati beberapa ratus tahun kemudian. setelah memakan buah itu, mata mereka memang terbuka, tahu tentang yang baik dan jahat. Namun itu hanya setengah kebenaran, memang mereka tidak langsung mati, tetapi mereka tetap mati baik   secara fisik maupun secara rohani. Mereka memang tahu tentang yang baik dan jahat namun mereka tidak menjadi Allah. bahkan hal yang sangat mengerikan tidaklah diberitahukan ole iblis, bahwa manusia itu akan terpisah dari allah dengan memakan buah itu. Kematian itu termasuk terpisah dari Allah.

 

ttp allah mengetahui bhw pd waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu ttg yg baik dan yg jahat.” ”mengetahui” dalam bahasa Ibrani bukan hanya murni sebuah pengetahuan, tetapi memiliki makna, pengalaman, kemampuan. Tahu tentang yang baik dan yang jahat berarti memiliki kemampuan menentukan apa yang bermanfaat dan apa yang merusak. Iblis menawarkan kepada manusia sebuah kebebasan untuk menentukan apa yang baik untuknya dan apa yang merusak. Perempuan itu ditawarkan suatu kemungkinan untuk memiliki pengetahuan yg lebih bebas  yg memampukan manusia untuk memutuskan bagi dirinya sendiri apa yg akan menolong atau yg mengganggunya. Ini adalah  sesuatu yg baru dimana sbg hasilnya manusia  meninggalkan perlindungan dari providensia Allah. Allah telah memberikan apa yg baik bagi manusia (2:18) dan telah memberikan pengamanan yg lengkap. Namun manusia dicobai untuk lepas dari Allah. Manusia dicobai untuk melampaui batasan yang Allah sudah tetapkan bagi dirinya. 

Kini perempuan itu dibiarkan sendirian oleh ular. Perempuan ini terdiam merenungkan pernyataan ular: yg mengatakan bhw melanggar larangan Allah tdk akan membuatnya mati  ttp akan menjadi serupa dgn Allah. Dia membiarkan dirinya diyakinkan oleh pernyataan itu. Dan akhirnya dia mulai menganggap bahwa lebih baik memerintah atas diri sendiri daripada taat kpd Allah. Narator menggambarkan ini dgn sangat indah dlm ayat 6, perempuan itu berdiri didepan  pohon pengetahuan baik dan jahat  tanpa mengucapkan suatu patah kata dia memutuskan untuk mengambil buahnya

Ia melihat buah itu .“baik untuk dimakan”( keinginan daging).  “buah itu sedap kelihatannya”(keinginan mata). “menarik krn  memberi pengertian”(keangkuhan hidup), bdk 1 Yoh 2:16).  

Akhirnya perempuan itu memetik buah itu dan dimakannya dan diberikannnya juga kpd suaminya yg bersama-sama dgn dia. Perempuan ini tdklah mencobai pria. secara sederhana dia memberikannya dan adam menerimanya tanpa bertanya, tdk menolak. Dosa perempuan itu adalah karena berinisiatif sedangkan dosa adam adalah menerima tanpa bertanya. Perempuan jatuh karena penipuan. Banyak org bilang perempuan itu suka dibohongi. meskipun dia tdk cantik tapi kalau dipuji cantik, dia tetap senang sedangkan laki-laki jatuh karena kasih sayang. kalau laki-laki diberikan kasih sayang, dia akan bertekuk lutut di kaki wanita. Sudah kodrat. Hawa ditipu oleh iblis. dia meragukan kebaikan allah, ia percaya kpd dusta iblis; ia menyerah kpd keinginan daging; ia menyerah pada keinginan yg berlebihan akan keindahan; ia mendambakan kebijaksanaan yg tdk dimaksudkan baginya.. Sedangkan adam  berbuat dosa karena kasihnya kpd hawa dan itu dilakukannnya dengan menyadari sepenuhnya akan peringatan Allah. Mereka ingin menjadi seperti allah yakni menentukan bagi dirinya sendiri apa yg baik dan apa yg jahat. Mereka ingin memiliki otonomi moral, menentukan sendiri apa yg baik dan jahat dan dgn demikian  merampas hak ilahi, tdk mau taat kpd Allah.  

Tetapi apakah setelah memakan buah itu mereka dapat mengetahui ttg apa yg baik dan yg jahat? tidak, mereka telah ditipu oleh iblis untuk mengetahui yg baik dan jahat, adam tetap harus mencari keterangan dari firman Allah. itulah sebabnya allah memberikan hukum-hukumnya kpd manusia spy manusia mengetahui apa yg baik dan yg berkenan kpd Allah. Pohon pengetahuan itu sendiri sebenarnya baik. karena Tuhan yg menjadikannnya. Bukan pohonnya yg tdk baik tetapi ketidaktaatan manusia itulah yg tdk baik. Allah menghadapkan kpd manusia 2 pohon yg baik: yaitu pohon kehidupan dan pohon pengetahuan yg baik dan yg jahat. Ia tdk memberikan kpd manusia satu pohon yg baik dan satu lagi pohon yg jahat. Ia melarang manusia memakan buah dari pohon pengetahuan bukan karena pohon itu jelek. Mungkin saja pohon itu hanyalah pohon apel atau kurma. Dia melarang manusia memakannya karena ia ingin menguji ketaatan manusia kpd kehendaknya. Ini bukan berarti allah merencanakan kejatuhan manusia. Larangan tsb merupakan tuntutan yg wajar dan sederahana dari sang pencipta. Dan sebenarnya ketaatan itu harusnya mudah dilaksanakan oleh adam sebab manusia diciptakan tanpa ada sifat dosa. Mereka ditempatkan dalam suatu lingkungan yg sempurna. Allah menyediakan segala sesuatu yg diperlukan. Allah telah melengkapi mereka dengan kemampuan mental yg hebat. Allah sudah menyedikan teman hidup bagi manusia supaya bisa saling mengingatkan dan allah dapat dijumpai sewaktu-waktu oleh manusia kalau ada pertanyaan atau keraguan. Jelaslah bhw allah tdk dpt dipersalahkan atas kejatuhan  manusia ini. Itu semua salah manusia karena tdk taat kpd Allah. Namun mungkin timbul pertanyaan, mengapa kesalahan yg sepele, hanya makan buah terlarang, tetapi hukumannnya demikian berat? untuk menguji kesetiaan seseorang tdklah perlu dibuktikan dengan suatu tindakan yg hebat. bila seorang anak telah mentaati ibunya dlm banyak hal, namun kemudian dia tidak mentaati ibunya dalam satu hal yg kecil , maka anak itu menunjukkan sikapnya yg sesungguhnya bahwa ia tdklah taat kpd mamanya. mencuri uang 1.000.000 sama dengan mencuri uang 100. sama-sama disebut sebagai pencuri dan punya karakter moral yg jelek. larangan memakan pohon pengetahuan yg baik dan yg jahat bukanlah perintah yg sepele. Bagi allah itu adalah sesuatu yg sangat penting.  pentingnya perintah itu nampak dari hebatnya hukuman atas ketidaktaatan kpd perintah itu. adam telah diberitahu mengenai pentingnya perintah itu, yaitu menyangkut soal hidup dan mati. jadi ketaatan adalah persoalan hidup atau mati. ketidaktaatan akan senantiasa dianggap sebagai dosa yg mematikan. Manusia harus memilih antara hidup dan mati atau antara allah dan dirinya

 

segera setelah mereka memakan buah itu, mereka merasakan konsekwensinya.

pertama,  berdampak buruk atas diri mereka sendiri dimana terjadi kerusakan total dari nature manusia. Dosa manusia segera merambat pd seluruh manusia dan seluruh naturnya tidak ada yg tidak tersentuh oleh dosa. seluruh tubuh dan jiwanya dicemari dosa. Kerusakan manusia jelas dikatakan oleh alkitab, misalnya, dalam kejadian 6:5 :”Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Mzm 14:3 mengatakan:”mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yg berbuat baik, seorangpun tidak”. Paulus mengatakan dalam roma 7:18:’ sebab aku tahu, bahwa di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yg baik. sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yg baik. Tidak ada satu bagianpun dari  diri  kita yg tdk tersentuh oleh dosa. Pikiran kita, kehendak kita dan tubuh kita telah tercemar oleh dosa. kita berbicara perkataan yg berdosa, melakukan perbuatan yg berdosa dan pikiran kita tdk suci. Dosa itu sudah meresap pd hati kita. Dosa itu berada pada poros kita dan bukan hanya pd lapisan luar saja dari kehidupan kita.

 

dampak  selanjutnya dari dosa terhadap diri mereka adalah mengalami kematian baik secara fisik, rohani maupuan abadi.Allah sudah mengatakan ini dalam kej 2:17 :”pd hari engkau memakan buah ini, engkau akan mati” Dalam kej. 3:19 allah berfirman: sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.

 

dampak buruk yg lain atas diri mereka adalah adam harus bekerja dengan berpeluh mencari makanannya. Bekerja yg pada awalnya sesuatu yg menyenangkan namun sekarang menjadi suatu beban, karena akan bekerja dgn berpeluh

 

 

akibat yg kedua dari kejatuhan adalah rusaknya hubungan manusia dengan manusia

 

ini ditandai dengan rasa malu satu sama lain. sebelumnya mereka tdk merasa malu dengan ketelanjangan masing-masing. ttp kini  setelah memakan buah terlarang mereka tdk merasa bebas lagi bertelanjang. Ini berarti hubungan yg murni telah rusak. Malu adalah tanda dari rusaknya hubungan antara manusia dengan manusia. bukti yg lain dari rusaknya hubungan manusia dgn manusia adalah  adam  menyalahkan perempuan yg memberikan buah itu kpdnya. disini adam ingin membenarkan dirinya sendiri, ingin memberitahukan kejadian yg sebenarnya. Namun, ini juga sebagai tanda bahwa persekutuan antara manusia sudah rusak akibat kejatuhan. Mereka tdk bersatu ketika berdiri dihadapan allah adam  menuduh perempuan. dosa yg sudah bersama-sama mereka lakukan tidaklah membuat mereka bersatu dihadapan allah, sebaliknya mereka terpisah satu sama lain  Kalau awalnya mereka diciptakan dengan posisi yg setara, sederajad, sebab dalam kejadian 1,2  tdk ada yg lebih superior daripada yg lain namun setelah kejatuhan kini hawa dikuasai  o/  laki-laki. jenis penguasaan itu seperti tuan dengan hamba atau seperti seorang penakluk dgn yg ditaklukkan. Itulah sebabnya baru setelah kejatuhan adam memberikan nama kpd perempuan itu. sebelum kejatuhan adam tdk memberikan nama kepada perempuan. Sebab sekarang posisi mereka telah berubah. menguasai dan dikuasai shg adamlah yg memberikan nama kpd perempuan. Hubungan yg seperti ini tentunya tdk baik, suatu hubungan yg sudah rusak oleh karena dosa

 

Ketiga,  hubungan dengan tuhan menjadi rusak

jika malu adalah tanda dari rusaknya hubungan antara manusia dengan manusia, maka takut adalah tanda dari rusaknya hubungan  antara allah dengan manusia. malu dan takut adalah tanda yg tak dpt disembuhkan dari kejatuhan manusia. Sampai sekarang wlp sudah kristen tetap merasa malu kalau telanjang didepan umum dan sampai sekarang tetap tersisa rasa takut bila berhadapan dgn Allah. hubungan dengan allah yg telah rusak ini mengakibatkan manusia diusir dari persekutuan dengan allah. Mereka tidak boleh lagi tinggal di taman eden  

 

keempat, manusia harus bergumul melawan kejahatan dan godaan sepanjang hidupnya. Dalam ayat 15 dituliskan:” aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan keturunanmu akan meremukkan tumitnya. Dalam  ayat 15 pertempuran yg berlarut-larut antara  manusia dan ular dgn jelas melambangkan perjuangan berat yg tak kenal belas kasihan antara manusia dan kuasa jahat di dunia ini. Dan ini telah menjadi keadaan yg tetap sejak saat itu hingga kini. Ayat 15 ini sebenarnya hanya mengungkapkan penghakiman atas ular saja. Ayat 15 a menempatkan ular berlawanan dgn perempuan dan keturunan ular berlawanan dengan keturunan perempuan. Tetapi ayat 15 b menempatkan keturunan perempuan berlawanan dgn ular itu sendiri, bukan dgn keturunan ular. Jadi seteru sesungguhnya ad/ ular t. eden, yg digbrkan sbg kuasa rohani yg selalu bertentangan dgn keturunan perempuan. .Dgn dmk penulis menyatakan dgn jelas bhw keturunan perempuan akan berperang tanpa berkesudahan melawan kuasa jahat yg memperbudak, yg dilambangkan oleh ular.  Sekali perempuan itu membuka pintu kepada kuasa kegelapan, dan sekarang sebagai sebuah hukuman pintu itu akan selalu terbuka dan manusia harus setiap hari diserang oleh kuasa kegelapan yg akan membuat hidupnya menjadi  pahit, menyeramkan dan selama ini manusia tidak ada harapan menghadapi kuasa gelap, sampai pada saat kedatangan kristus di dunia yg menghancurkan kepala ular tua itu. Penulis kejadian  menyatakan bahwa kelak kemenangan akan dimenangkan oleh keturunan perempuan dimana dari perjanjian baru kita tahu bahwa keturunan perempuan yg meremukkan kepala ular adalah kristus sendiri (luk 10:17-20) (rom 16:20) (why 12)

 

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

 



[1] tiesen 274

[2] Tiesen, 274.

 

[3] Tiesen 276