Asal Mula Dosa
Dosa merupakan sebuah fakta yang nampak dalam hidup manusia sehari-hari.
Darimanakah dosa itu? Ada berbagai jawaban yang diberikan untuk menjawab
asal-usul dosa ini. Terlebih dahulu akan diberikan pandangan-pandangan yang
salah mengenai asal-usul dosa, setelah itu akan dibahas tentang pandangan yang
benar.
1. Dosa bersifat kekal
Kaum Gnostik dan Manikheisme memegang ajaran ini. Menurut pandangan ini,
dosa itu memang selamanya sudah ada. Kebaikan dan kejahatan bertentangan sejak
dahulu kala dan akan terus bertentangan. Dalam dunia ini ada dua prinsip yang
ada dengan sendirinya dan bersifat kekal, yang kebakian dan kejahatan, atau
antara terang dan gelap. Kebaikan dan kejahatan ini saling membatasi dan tidak
akan ada yang betul-betul menang. [1]
Pandangan seperti ini tidak bisa diterima, karena dengan beranggapan dosa bersifat
kekal, maka ini berarti dosa merupakan lawannya Allah. Allah hanyalah oknum
yang terbatas dan bergantung. Allah berarti dibatasi oleh sesuatu yang tidak
dicitakannya dan Allah tidak bisa mencegahnya.
2. Dosa bersumber pada
keterbatasan manusia. Teori ini dikemukakan oleh Leibniz dan Spinoza. Allah
menciptakan manusia itu dengan keterbatasan jasmani dan keterbatasan moral.
Manusia secara moral terbatas sehingga tidak mampu mentaati Allah secara
sempurna. Dosa manusia bersumber pada sifat moralnya yang tidak sempurna. Jadi
dosa itu merupakana akibat yang dengan sendirinya timbul karena manusia
terbatas.[2]
Pandangan seperti ini tidak dapat diterima, karena walaupun jasmani manusia
memang terbatas, namun Allah menciptakan manusia dengan kemampuan untuk
mentaataiNya secara sempurna. Jika tidak ada kemampuan untuk mentaatai Allah
secara sempurna, maka pencobaan di taman eden itu, memang bertujuan untuk
membuat manusia jatuh ke dalam dosa. Namun, karena ada kemampuan untuk mentaati
Allah, sehingga pencobaan di Taman Eden merupakan sesuatu yang betul-betul
merupakan ujian dan jatuh atau tidaknya manusia bergantung kepada pilihannya.
3. dosa bersumber pada pancaindara.
Teori ini dikemukakan oleh Schleiermacher. Keberdosaan manusia disebabkan
pancaindranya jahat. Mengapa pancaindra jahat? karena merupakan sisa-sisa sifat hewani manusia dari proses
evolusi. Ada juga yang berpandangan bahwa pancaindra jahat karena memang tubuh
kita jahat dan tidak bisa bersentuhan dengan jiwa. Pandangan seperti ini tidak
bisa diterima karena kalau kita menganggap bahwa dosa merupakan akibat dari
pancaindra sejak diciptakan, maka dosa itu merupakan sebuah kemalangan dan
bukanlah kesalahan.[3]. Selain itu dalam peristiwa
di taman Eden, dosa belumlah ada dalam diri manusia sebelum manusia memilih
untuk tidak taat kepada Allah. Kondisi awal manusia sama sekali tidak berdosa.
Manusia berdosa karena memilih untuk berdosa dan bukan dipaksa oleh keadaan
pancaindranya.
Lalu bagaimanakah pandangan Alkitab mengenai dosa?
- Allah tidak boleh dianggap sebagai
penyebab dosa, Ketetapan Allah memang memberikan peluang bagi kejatuhan
Adam dan Hawa, namun hal ini bukan berarti bahwa Allah sebagai penyebab timbulnya dosa. Alkitab
mengatakan,; jauhlah daripada Allah untuk melakukan kefasikan dan daripada Yang
Mahakuasa untuk berbuat curang (Ayub 34:10). Ia adalah Allah yang Kudus (Yes
6:3). Di dalam Allah sama sekali tidak ada ketidkbenaran (Ul 32:4; Mzm 92:16) .Di taman Eden, Allah hanyalah
menuntut ketaatan Adam dan Hawa, dan bukan bermaksud mencobai mereka (Yak
1:13). Yang mencobai Adam dan Hawa adalah Iblis. Dan Allah sendiri sudah memperlengjapi
manusia dengan kemampuan untuk memilih taat jikalau manusia mau taat. Seandainya,
manusia menolak cobaan pada waktu itu, maka penolakan itu pasti membuat Iblis
pergi dari situ (Yak 4:7). Jadi ketika dicobai, tidak ada kekuatan yang dapat
memaksa manusia untuk berbuat dosa. Allah mengijinkan manusia dicobai oleh iblis
karena masa itu memang diperlukan untuk perkembangan moral manusia, untuk menguji
kesetiaan manusia kepada Allah. Jadi
merupakan sebuah penghujatan jika kita kita mengatakan bahwa Allah adalah
pembuat dosa.
- Dosa berasal dari dunia malaikat.
Bila kita hendak melacak asal mula dosa, maka kita mesti melihat kembali kepada
peristiwa pencobaan yang dialami oleh Adam dan Hawa. Mereka dicobai oleh
sesuatu yang berada di luar diri mereka. Kejatuhan mereka disebabkan oleh karena
adanya penggoda. Siapakah penggoda ini? Penggoda ini adalah Iblis. Memang dalam
Alkitab tidaklah dituliskan adanya Iblis yang menggoda Hawa. Kejadian 3: 1
hanya menuliskan bahwa ular yang mencobai Hawa. Apakah memang hanya ular dan
tidak ada Iblis yang memakai ular tersebut? Ular yang mencobai Hawa memang adalah ular beneran,
bukan ular jadi-jadian. (Kej 3:1). Namun ular ini dipakai oleh Iblis untuk
menggoda Hawa.bdk. Luk 22:3 Alkitab menyatakan dalam wahyu 12:9 Dan naga
besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis
atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia
dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. Rev 20:10 dan , yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke
dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan
mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. Demikain juga Wahyu 20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis
Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, Ular tua merupakan gambaran dari
Iblis. Iblis inilah yang menyesatkan manusia. Iblis berbuat dosa dari mulanya.
(1 Yoh 3:8). Tuhan tentunya tidaklah menciptakan iblis, karena tidak ada yang jahat keluar
dari Allah. Iblis berasal dari
malaikat yang jatuh dalam dosa. Alasannya adalah, sebelum kejatuhan manusia
dalam dosa, sudah ada sesuatu yang jahat, yakni si penggoda. Si penggoda ini pasti
bukan manusia. Penggoda ini pasti berasal dari dunia spiritual yang telah
diciptakan oleh Allah. Yesaya menyatakan
ini kepada kita.
Yesaya 14:
12 (Isaiah 14:12) "Wah, engkau
sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah
dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!.
Bintang Timur, Putera Fajar, Dalam bahasa Latin: Lucifer; dalam bahasa
Yunani: Fosforos; dalam bahasa Ibrani : Helel.
Memang konteks dari Yesaya 14 ini membicarakan tentang ejekan tentang raja
Babel. Coba kita lihat ayat 4: maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini
tentang raja Babel dan berkata”…...Namun ditengah-tengah ejekan terhadap raja
Babel itu tersisipkan sebuah wahyu tentang Lucifer (malaikat yang sangat luar
biasa ini). Perhatikan ayat
12-15 terdapat sebuah penyataan tentang Lucifer dan bukan tentang raja Babel.
Nubuatan tentang raja Babel terdapat dalam ayat 5-11 kemudian dilanjutkan ke
ayat 16. Kalau sdr membaca ayat 11 dan langsung lompat ke ayat 16 dengan
menghilangkan ayat 12-15, maka sdr akan
menemukan bahwa ayat 11 dan 16 nyambung pikirannya. Jadi memang ada sebuah
sisipan tentang Lucifer dalam ayat ini, sama halnya dengan Yesaya 7,9. Dalam Yesaya 7 dibicarakan tentang Raja Ahaz,
tetapi kemudian disisipkan pemberitaan tentang seorang anak dara yang akan
melahirkan Imanuel. Jadi Yesaya 14: 12 ini membicarakan tentang Lucifer, malaikat
Allah yang jatuh ke dalam dosa. Yesaya 14: 12-15 ini tidak mungkin membicarakan
tentang Raja Babel, sebab gambaran yang
diberikan terlalu luar biasa. Gambaran yang diberikan disini lebih tepat ditafsirkan tentang
kejatuhan malaikat LUCIFER. Malaikat
Lucifer atau Bintang Timur, ini diciptakan Allah sangat luar biasa.
Dalam kitab Yehezkiel dilukiskan gambaran yang mirip tentang Lucifer: Yeh 28:12-19 "
Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah.
…...Demikian besarnya kemuliaan yang Allah berikan buat Lucifer, sehingga
Penghulu malaikat Mikhael dalam Yudas 1:9 ketika dalam suatu perselisihan bertengkar
dengan Iblis ……tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan,
tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!" Bahkan setelah
kejatuhannya pun masih nampak
bekas-bekas kehebatan ciptaan Allah ini. Di Taman Eden dia dengan cerdik
menjatuhkan Adam dan Hawa. Dan di dalam kitab Korintus, dia dapat menyamar
sebagai malaikat terang (2Co 11:14). Allah menciptakan
malaikat ini begitu indah, begitu luar biasa, tidak ada cacat dan cela. sampai
suatu ketika dalam Yesaya 14:12
dikatakan . Wah, engkau sudah jatuh
dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh
ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Disinilah dosa dimulai. Sebelum Adam dan Hawa berbuat dosa, dosa
telah terjadi sebelumnya dan dilakukan oleh malaikat-malaikat yang memberontak.
Perjanjian Baru menuliskan ini di dua tempat. 2 Petrus 2:4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat
dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka….. Yudas 6: Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang
tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan
tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai
penghakiman pada hari besar. Jadi memang pemberontakan malaikat itu pernah
terjadi jauh sebelum Adam dan Hawa berbuat dosa. Dan disitulah dosa
dimulai.
Apakah yang menyebabkan sehingga malaikat
Lucifer ini jatuh dalam dosa dan turut juga menyeret malaikat lainnya sehingga
menjadi Iblis? Ada beberapa hal yang
menjadi keinginan dari Lucifer, Dalam ayat 13-15
·
“aku hendak naik ke langit(ayat 13)
·
aku hendak mendirikan tahtahku mengatasi bintang-bintang
Allah.(13)
·
Aku hendak duduk diatas bukit pertemuan(13)
·
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak
menyamai YangMahaTinggi (14)
Perkataan :” aku akan”yang
berulang-ulang ini menunjukkan adanya pemberontakan terhadap kehendak Yang Maha
Tinggi. Ambisi Lucifer yang digerakkan oleh kesombongan dan pemberontakannya
adalah membuat dirinya menjadi sesuatu yang tidak pernah dirancang oleh
Penciptanya, yakni menjadi Yang Maha Tinggi. Ciptaan yang bagaimanapun hebatnya
tidak pernah ditentukan untuk menjadi Yang
Mahatinggi. Kejahatan yang mengerikan dari Lucifer adalah tidak mau
tinggal dalam posisi yang ditempatkan oleh Sang Pencipta. Dia telah didandani
sedemikian indah, namun dia tidak puas dengan posisi itu. Dia ingin lebih dan
menyamai Yang Maha Tinggi. Dan sifat dosa yang seperti inilah yang diberikannya
kepada Adam dan Hawa di Taman Eden
Paulus
mengatakan dalam juga 1 Tim 3:6, (1 Timothy 3:6). Seorang
penilik jemaat tidak boleh orang yang baru saja menjadi Kristen, sebab nanti ia
menjadi sombong lalu terkutuk seperti Iblis dahulu. Demikian juga Yudas 6,
malaikat yang jatuh dalam dosa" tidak
taat pada batas-batas kekuasaaan mereka. Mereka tidak merasa puas
dengan apa yang telah menjadi bagian
mereka, tidak merasa puas dengan pemerintahan dan kuasa yang diberikan kepada
mereka. Inilah penyebab dari
kejatuhan malaikat menjadi Iblis.
- Dosa
dimulai dengan pelanggaran Adam.
Dosa yang
terjadi dalam diri manusia di mulai dari pelanggaran adam dan hawa. peristiwa
yang terjadi dalam kejadian 3 merupakan persitiwa yang historis. Didalam
literatur timur dekat kuno (ancient near eastern ) ular digambarkan memiliki
karakter yang penting.
·
mungkin karena racunnya yang mengancam jiwa dan matanya
yg memberikan sebuah gambaran yg penuh dengan teka-teki.
·
ular
sering dihubungkan dengan kematian dan
hikmat.
·
bagaimana
dengan yg dikatakan oleh alkitab? kitab kejadian mencatat dua aspek ini, yaitu
didalam dialog hikmat antara ular dan hawa dan kematian setelah kejatuhan dalam
dosa.
dalam
kejadian 3:1 ini, pencoba hanya disebut
“nahas” suatu kata ibrani untuk ular. kitab kejadian memberitahukan kita 2 informasi ttg ular ini
·
pertama,
karakternya. dia yang paling cerdik dari segala binatang.
penulis menggambarkan ular itu sebagai yg paling cerdik bukan yang paling bijak
dari semua binatang.
·
kemudian yg kedua, kita diberitahu bahwa ia adalah binatang
ciptaan allah.
informasi ini menyingkirkan kemungkinan bahwa ular itu dipandang sebagai
hewan jadi-jadian/supranatural. Ular itu bukan iblis yg menjelma menjadi ular.
Jika ini adalah ular beneran, mengapa dia bisa berbicara? Apakah hewan kuno dpt
berbicara? Tidak. Ular itu bisa berbicara karena dia dipakai oleh iblis. Jadi
ini adalah ular sejati yg dipakai oleh iblis menggoda hawa. Perjanjian baru
memberikan kpd kita penjelasan ini. Ketika Kristus mengatakan :” bhw iblis ad/ pembunuh sejak semula dan ia adalah pendusta,
bapa segala dusta” (yoh 8:44). Hal ini menunjuk kpd kejadian di taman
eden. Paulus dlm suratnya kpd jemaat di
roma mengatakan :” semoga allah , segera akan menghancurkan iblis di bawah
kakimu” Perkataan ini merupakan interpretasi dari kej 3:15 . Didlm kitab wahyu
dituliskan ttg ular tua, yg disebut iblis atau satan yang menyesatkan seluruh
dunia (why 12:9). Martin luther mengatakan :” kita bingung mengapa ular dapat
berbicara. oleh sebab itu kita mesti mengambil kesimpulan bahwa setan memakai ular ini sebagai alatnya.
Ular dipakai oleh iblis sebagai alat
karena dia adalah binatang yg paling cerdik diantara semua binatang..
Kemudian ular itu mengarahkan
pencobaannya kepada “perempuan itu” Mengapa dia memilih wanita daripada pria
atau kenapa tdk dua-duanya saja? ini tdklah jelas. Ada yg mengatakan bahwa
wanita lebih lemah, lebih mudah diserang. Perempuan tdk mendengarkan secara
langsung perintah allah. dia mendengarkan larangan Allah hanya melalu adam shg
pengertiannnya tidak selengkap adam shg dia bisa ragu-ragu. Hawa bukanlah
kepala perjanjian , shg dia tdk memiliki rasa tanggungjawab yg sama. Dia bisa
menjadi pelaku yg efektif u/ mencapai hati
adam.
Pencobaan di taman eden dibuka
oleh ular itu dengan mengatakan:
” tentu allah berfirman: “semua pohon dlm taman ini jangan kamu makan buahnya bukan?.” Kata pertama dari ular
itu memberikan kejutan. Dia melebih-lebihkan larangan allah, menyatakan bhw Allah
melarang manusia memakan semua pohon buah-buahan didlm taman.
Apakah allah mengatakan bhw adam
tdk boleh makan semua pohon dlm taman? tidak, ini suatu pemutarbalikan fakta.
Ini adalah suatu usaha untuk menciptakan
di dlm pikiran wanita itu suatu kesan ttg Allah yg pelit, lekas marah. Dari bentuk pertanyaannya
kelihatan kalau ular itu telah membuat serangan yg mematikan yang ditujukan kpd
ketatan perempuan itu. Ular itu mencoba memindahkan Allah dari pemberi yang
murah hati kepada penindas yang jahat. Sebagai tambahan ular itu sangat pandai
memberikan kepd wanita ini sebuah kesempatan untuk mempertahankan dirinya
dan untuk menjelaskan pandangannya ttg posisi Allah. Sekarang perempuan
itu menjadi partner bercakap-cakap dengan ular, dimana bonhoeffer menyebutnya
sbg: percakapan pertama ttg
allah, atau percakapan teologia yg
pertama di dunia” .
Strategi yg
pertama dari ular adalah memberikan gambaran yg salah ttg allah dan mengajak perempuan itu bercakap-cakap sambil
menyerang ketaatannya kp Allah. Didlm responnya kpd ular, perempuan itu mencoba untuk memberikan
koreksi. Tetapi dengan melakukan ini dia membuat kesalahan yaitu
melebih-lebihkan larangan Tuhan. perempuan ini bingung dan menambahkan
kata-kata:” kamu tdk boleh menyentuhnya. Larangan “jangan makan” telah
diperluasnya menjadi “jangan sentuh”. Penambahan kata itu menunjukkan kelemahan
dari perempuan tsb. dia ingin membuat sebuah hukum bagi dirinya sendiri. Penambahan
itu melicinkan jalan untuk sebuah
hubungan, Inilah kecerdikan ular.
Dalam ayat 4-5 ular itu menanggalkan topengnya.
sekarang dia terang-terangan menyerang Allah. Sekarang dia berapologetik
dan menyerang secara langsung pernyataan
allah dalam kej 2:27. Dia mengatakan:
”sekali-kali kamu tdk akan mati
kalau makan buah pohon itu” , ttp allah mengetahui bhw pd
waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti allah,
tahu ttg yg baik dan yg jahat.”
Disini secara implisit ular
tersebut menyatakan bahwa dia lebih tahu ttg Allah daripada perempuan itu,
karena dia dapat menembus pikiran allah dan mengklaim mengetahui apa yg Allah
tahu. (bapa segala dusta). Apa yg ditawarkan oleh ular sangatlah menarik hati. “
mata akan terbuka dan akan menjadi seperti allah, tahu ttg yg baik dan yg
jahat” Apakah iblis bohong ketika
mengataka kalimat ini? tidak (3: 7, 22). iblis tidaklah berbohong. dia hanya
memberitahukan setengah kebenaran. Ini cara penipuan yang canggih. dia tidak
langsung menyuruh hawa memakan buah itu. dia hanya memberitahuika setengah kebenaran.
Memang sangat mengejutkan kalau kita
membaca sampai disini, bahwa adam dan hawa memang tidak langsung mati ketika
mereka memakan buah itu. mereka mati beberapa ratus tahun kemudian. setelah
memakan buah itu, mata mereka memang terbuka, tahu tentang yang baik dan jahat.
Namun itu hanya setengah kebenaran, memang mereka tidak langsung mati, tetapi
mereka tetap mati baik secara fisik maupun secara rohani. Mereka
memang tahu tentang yang baik dan jahat namun mereka tidak menjadi Allah.
bahkan hal yang sangat mengerikan tidaklah diberitahukan ole iblis, bahwa
manusia itu akan terpisah dari allah dengan memakan buah itu. Kematian itu termasuk
terpisah dari Allah.
ttp allah mengetahui bhw pd waktu
kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
ttg yg baik dan yg jahat.” ”mengetahui” dalam bahasa Ibrani bukan hanya murni
sebuah pengetahuan, tetapi memiliki makna, pengalaman, kemampuan. Tahu tentang
yang baik dan yang jahat berarti memiliki kemampuan menentukan apa yang bermanfaat
dan apa yang merusak. Iblis menawarkan kepada manusia sebuah kebebasan untuk
menentukan apa yang baik untuknya dan apa yang merusak. Perempuan itu
ditawarkan suatu kemungkinan untuk memiliki pengetahuan yg lebih bebas yg memampukan manusia untuk memutuskan bagi
dirinya sendiri apa yg akan menolong atau yg mengganggunya. Ini adalah sesuatu yg baru dimana sbg hasilnya
manusia meninggalkan perlindungan dari
providensia Allah. Allah telah memberikan apa yg baik bagi manusia (2:18) dan
telah memberikan pengamanan yg lengkap. Namun manusia dicobai untuk lepas dari
Allah. Manusia dicobai untuk melampaui batasan yang Allah sudah tetapkan bagi
dirinya.
Kini perempuan itu dibiarkan sendirian oleh ular. Perempuan ini terdiam
merenungkan pernyataan ular: yg mengatakan bhw melanggar larangan Allah tdk
akan membuatnya mati ttp akan menjadi
serupa dgn Allah. Dia membiarkan dirinya diyakinkan oleh pernyataan itu. Dan
akhirnya dia mulai menganggap bahwa lebih baik memerintah atas diri sendiri
daripada taat kpd Allah. Narator menggambarkan ini dgn sangat indah dlm ayat 6,
perempuan itu berdiri didepan pohon pengetahuan baik dan jahat tanpa mengucapkan suatu patah kata dia
memutuskan untuk mengambil buahnya
Ia melihat buah itu .“baik untuk dimakan”( keinginan daging). “buah itu sedap kelihatannya”(keinginan mata).
“menarik krn memberi pengertian”(keangkuhan
hidup), bdk 1 Yoh 2:16).
Akhirnya perempuan itu memetik buah itu dan dimakannya dan diberikannnya juga kpd suaminya yg bersama-sama dgn dia. Perempuan ini tdklah mencobai pria. secara sederhana dia memberikannya dan adam menerimanya tanpa bertanya, tdk menolak. Dosa perempuan itu adalah karena berinisiatif sedangkan dosa adam adalah menerima tanpa bertanya. Perempuan jatuh karena penipuan. Banyak org bilang perempuan itu suka dibohongi. meskipun dia tdk cantik tapi kalau dipuji cantik, dia tetap senang sedangkan laki-laki jatuh karena kasih sayang. kalau laki-laki diberikan kasih sayang, dia akan bertekuk lutut di kaki wanita. Sudah kodrat. Hawa ditipu oleh iblis. dia meragukan kebaikan allah, ia percaya kpd dusta iblis; ia menyerah kpd keinginan daging; ia menyerah pada keinginan yg berlebihan akan keindahan; ia mendambakan kebijaksanaan yg tdk dimaksudkan baginya.. Sedangkan adam berbuat dosa karena kasihnya kpd hawa dan itu dilakukannnya dengan menyadari sepenuhnya akan peringatan Allah. Mereka ingin menjadi seperti allah yakni menentukan bagi dirinya sendiri apa yg baik dan apa yg jahat. Mereka ingin memiliki otonomi moral, menentukan sendiri apa yg baik dan jahat dan dgn demikian merampas hak ilahi, tdk mau taat kpd Allah.
Tetapi apakah setelah memakan buah itu mereka
dapat mengetahui ttg apa yg baik dan yg jahat? tidak, mereka telah ditipu oleh
iblis untuk mengetahui yg baik dan jahat, adam tetap harus mencari keterangan
dari firman Allah. itulah sebabnya allah memberikan hukum-hukumnya kpd manusia
spy manusia mengetahui apa yg baik dan yg berkenan kpd Allah. Pohon pengetahuan
itu sendiri sebenarnya baik. karena Tuhan yg menjadikannnya. Bukan pohonnya yg
tdk baik tetapi ketidaktaatan manusia itulah yg tdk baik. Allah menghadapkan
kpd manusia 2 pohon yg baik: yaitu pohon kehidupan dan pohon pengetahuan yg
baik dan yg jahat. Ia tdk memberikan kpd manusia satu pohon yg baik dan satu
lagi pohon yg jahat. Ia melarang manusia memakan buah dari pohon pengetahuan
bukan karena pohon itu jelek. Mungkin saja pohon itu hanyalah pohon apel atau
kurma. Dia melarang manusia memakannya karena ia ingin menguji ketaatan manusia
kpd kehendaknya. Ini bukan berarti allah merencanakan kejatuhan manusia. Larangan
tsb merupakan tuntutan yg wajar dan sederahana dari sang pencipta. Dan
sebenarnya ketaatan itu harusnya mudah dilaksanakan oleh adam sebab manusia
diciptakan tanpa ada sifat dosa. Mereka ditempatkan dalam suatu lingkungan yg
sempurna. Allah menyediakan segala sesuatu yg diperlukan. Allah telah
melengkapi mereka dengan kemampuan mental yg hebat. Allah sudah menyedikan
teman hidup bagi manusia supaya bisa saling mengingatkan dan allah dapat
dijumpai sewaktu-waktu oleh manusia kalau ada pertanyaan atau keraguan. Jelaslah
bhw allah tdk dpt dipersalahkan atas kejatuhan
manusia ini. Itu semua salah manusia karena tdk taat kpd Allah. Namun
mungkin timbul pertanyaan, mengapa kesalahan yg sepele, hanya makan buah
terlarang, tetapi hukumannnya demikian berat? untuk menguji kesetiaan seseorang
tdklah perlu dibuktikan dengan suatu tindakan yg hebat. bila seorang anak telah
mentaati ibunya dlm banyak hal, namun kemudian dia tidak mentaati ibunya dalam
satu hal yg kecil , maka anak itu menunjukkan sikapnya yg sesungguhnya bahwa ia
tdklah taat kpd mamanya. mencuri uang 1.000.000 sama dengan mencuri uang 100. sama-sama
disebut sebagai pencuri dan punya karakter moral yg jelek. larangan memakan
pohon pengetahuan yg baik dan yg jahat bukanlah perintah yg sepele. Bagi allah
itu adalah sesuatu yg sangat penting. pentingnya
perintah itu nampak dari hebatnya hukuman atas ketidaktaatan kpd perintah itu. adam
telah diberitahu mengenai pentingnya perintah itu, yaitu menyangkut soal hidup
dan mati. jadi ketaatan adalah persoalan hidup atau mati. ketidaktaatan akan
senantiasa dianggap sebagai dosa yg mematikan. Manusia harus memilih antara
hidup dan mati atau antara allah dan dirinya
segera setelah mereka memakan buah itu, mereka merasakan konsekwensinya.
pertama, berdampak buruk atas diri
mereka sendiri dimana terjadi kerusakan total dari nature manusia. Dosa manusia
segera merambat pd seluruh manusia dan seluruh naturnya tidak ada yg tidak
tersentuh oleh dosa. seluruh tubuh dan jiwanya dicemari dosa. Kerusakan manusia
jelas dikatakan oleh alkitab, misalnya, dalam kejadian 6:5 :”Tuhan melihat
bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya
selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Mzm 14:3 mengatakan:”mereka semua
telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yg berbuat baik, seorangpun
tidak”. Paulus mengatakan dalam roma 7:18:’ sebab aku tahu, bahwa di dalam aku
sebagai manusia, tidak ada sesuatu yg baik. sebab kehendak memang ada di dalam
aku, tetapi bukan hal berbuat apa yg baik. Tidak ada satu bagianpun dari diri
kita yg tdk tersentuh oleh dosa. Pikiran kita, kehendak kita dan tubuh
kita telah tercemar oleh dosa. kita berbicara perkataan yg berdosa, melakukan
perbuatan yg berdosa dan pikiran kita tdk suci. Dosa itu sudah meresap pd hati
kita. Dosa itu berada pada poros kita dan bukan hanya pd lapisan luar saja dari
kehidupan kita.
dampak selanjutnya dari dosa
terhadap diri mereka adalah mengalami kematian baik secara fisik, rohani
maupuan abadi.Allah sudah mengatakan ini dalam kej 2:17 :”pd hari engkau
memakan buah ini, engkau akan mati” Dalam kej. 3:19 allah berfirman: sebab
engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.
dampak buruk yg lain atas diri mereka adalah adam harus bekerja dengan
berpeluh mencari makanannya. Bekerja yg pada awalnya sesuatu yg menyenangkan
namun sekarang menjadi suatu beban, karena akan bekerja dgn berpeluh
akibat yg kedua dari kejatuhan adalah rusaknya hubungan manusia dengan manusia
ini ditandai dengan rasa malu satu sama lain. sebelumnya mereka tdk merasa
malu dengan ketelanjangan masing-masing. ttp kini setelah memakan buah terlarang mereka tdk
merasa bebas lagi bertelanjang. Ini berarti hubungan yg murni telah rusak. Malu
adalah tanda dari rusaknya hubungan antara manusia dengan manusia. bukti yg
lain dari rusaknya hubungan manusia dgn manusia adalah adam
menyalahkan perempuan yg memberikan buah itu kpdnya. disini adam ingin
membenarkan dirinya sendiri, ingin memberitahukan kejadian yg sebenarnya. Namun,
ini juga sebagai tanda bahwa persekutuan antara manusia sudah rusak akibat
kejatuhan. Mereka tdk bersatu ketika berdiri dihadapan allah adam menuduh perempuan. dosa yg sudah bersama-sama
mereka lakukan tidaklah membuat mereka bersatu dihadapan allah, sebaliknya
mereka terpisah satu sama lain Kalau
awalnya mereka diciptakan dengan posisi yg setara, sederajad, sebab dalam
kejadian 1,2 tdk ada yg lebih superior
daripada yg lain namun setelah kejatuhan kini hawa dikuasai o/
laki-laki. jenis penguasaan itu seperti tuan dengan hamba atau seperti
seorang penakluk dgn yg ditaklukkan. Itulah sebabnya baru setelah kejatuhan
adam memberikan nama kpd perempuan itu. sebelum kejatuhan adam tdk memberikan
nama kepada perempuan. Sebab sekarang posisi mereka telah berubah. menguasai
dan dikuasai shg adamlah yg memberikan nama kpd perempuan. Hubungan yg seperti
ini tentunya tdk baik, suatu hubungan yg sudah rusak oleh karena dosa
Ketiga, hubungan dengan tuhan
menjadi rusak
jika malu adalah tanda dari rusaknya hubungan antara manusia dengan
manusia, maka takut adalah tanda dari rusaknya hubungan antara allah dengan manusia. malu dan takut
adalah tanda yg tak dpt disembuhkan dari kejatuhan manusia. Sampai sekarang wlp
sudah kristen tetap merasa malu kalau telanjang didepan umum dan sampai
sekarang tetap tersisa rasa takut bila berhadapan dgn Allah. hubungan dengan
allah yg telah rusak ini mengakibatkan manusia diusir dari persekutuan dengan
allah. Mereka tidak boleh lagi tinggal di taman eden
keempat, manusia harus bergumul melawan kejahatan dan godaan sepanjang
hidupnya. Dalam ayat 15 dituliskan:” aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu dan keturunanmu akan meremukkan tumitnya. Dalam ayat 15 pertempuran yg berlarut-larut
antara manusia dan ular dgn jelas
melambangkan perjuangan berat yg tak kenal belas kasihan antara manusia dan
kuasa jahat di dunia ini. Dan ini telah menjadi keadaan yg tetap sejak saat itu
hingga kini. Ayat 15 ini sebenarnya hanya mengungkapkan penghakiman atas ular
saja. Ayat 15 a menempatkan ular berlawanan dgn perempuan dan keturunan ular
berlawanan dengan keturunan perempuan. Tetapi ayat 15 b menempatkan keturunan
perempuan berlawanan dgn ular itu sendiri, bukan dgn keturunan ular. Jadi
seteru sesungguhnya ad/ ular t. eden, yg digbrkan sbg kuasa rohani yg selalu
bertentangan dgn keturunan perempuan. .Dgn dmk penulis menyatakan dgn jelas bhw
keturunan perempuan akan berperang tanpa berkesudahan melawan kuasa jahat yg
memperbudak, yg dilambangkan oleh ular. Sekali perempuan itu membuka pintu kepada
kuasa kegelapan, dan sekarang sebagai sebuah hukuman pintu itu akan selalu
terbuka dan manusia harus setiap hari diserang oleh kuasa kegelapan yg akan
membuat hidupnya menjadi pahit,
menyeramkan dan selama ini manusia tidak ada harapan menghadapi kuasa gelap,
sampai pada saat kedatangan kristus di dunia yg menghancurkan kepala ular tua
itu. Penulis kejadian menyatakan bahwa
kelak kemenangan akan dimenangkan oleh keturunan perempuan dimana dari
perjanjian baru kita tahu bahwa keturunan perempuan yg meremukkan kepala ular
adalah kristus sendiri (luk 10:17-20) (rom 16:20) (why 12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar