Sabtu, 06 Juni 2020

TRANSMISI DOSA

TRANSMISI DOSA

 

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

 

Bagaimana mungkin semua orang berdosa hanya karena satu orang yakni Adam yang berdosa? Roma 5:19 mengatakan: oleh ketidaktaatan satu orang semua telah menjadi orang berdosa. Bagaimana kita bisa bertanggungjawab atas perangai yang rusak yang tidak berasal dari diri kita sendiri dan bagaimana Allah secara adil menuduh kita ikut melakukan dosa Adam? Ada beberapa teori yang menjelaskan akan hal ini

A.   Pandangan Pelagian

Pelagius adalah seorang biarawan inggris yang lahir kira-kira tahun 370 AD yang mengajarkan doktrin asingnya di Roma pada tahun 409 AD. Pelagius mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap jiwa secara langsung dan setiap jiwa karena itu adalah tanpa salah dan tanpa cela. Tidak ada jiwa yang memiliki hubungan langsung dengan dosa Adam. Dosa Adam terhadap manusia hanyalah merupakan sebuah contoh yang buruk. Roma 5:12 yang mengatakan :” maut itu telah menjalar kepada semua orang karena semua orang telah berbuat dosa, ditafsirkan oleh palagian bahwa semua orang mendatangkan kematian kekal atas dirinya karena mereka berbuat dosa menurut teladan Adam. Menurut teori ini, manusia itu tidak bercacat cela sampai pada ketika ia sendiri berbuat dosa, maka pada saat itulah ia menjadi orang berdosa. [1]

Manusia dapat diselamatkan baik oleh hokum Taurat maupun oleh Injil.

Teori Pelagian ini tidak Alkitabiah, karena Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia telah mewarisi sifat berdosa (Ayub 14:4;  15: 14;  Mazmur 51:7;  Roma 5:12;  Efesus 2:3), Alkitab juga menggambarkan bahwa keadaan manusia yang telah jatuh adalah akibat langsung dari dosa Adam (Roma 5:15-19). Dan Alkitab juga menyatakan bahwa tidak ada orang yang diselamatkan karena berbuat baik (Mazmur 143:2;  Kis 13:29;  Rom 3:20;  Gal 2:16). Dan kalau pandangan Pelagian ini diikuti maka setiap orang yang lahir bebas dari dosa Adam, HARUS jatuh secara individu. Karena kenyataan yang kita lihat bahwa semua manusia berdosa. Ini artinya mereka yang lahir suci itu HARUS lahir secara individu. Hal yang lain yang menjadi keberatan adalah, tidak ada manusia yang sempurna tanpa dosa dalam dunia ini.

 

 

 

B. Pandangan Arminian

Jacobus Arminius (1560-1609) adalah  seorang teolog belanda. Pandangan Arminian adalah pandangan semi pelagian. Arminius mengajarkan bahwa manusia tidak dianggap bersalah karena dosa Adam.  Manusia dianggap sakit. Manusia memiliki kuasa untuk hidup benar. Pada saat manusia secara sukarela melakukan dosa, maka Allah akan memperhitungkan dosa pada mereka dan menyatakan mereka bersalah. Jadi manusia berdosa bukan karena tercemar total oleh dosa Adam. Manusia masih sanggup untuk membuat pilihan yang benar. Adam berdosa dan pengaruhi sebagian manusia. Kerusakan tidaklah total. Manusia memang menerima natur yang rusak dari Adam tetapi tidak dinyatakan berdosa. Pandangan ini dianut oleh Methodis, Wesley, Pentakosta, kelompok Holiness

Pandangan ini tidak dapat diterima, karena manusia berbuat dosa di dalam Adam dan oleh karena itu manusia sudah dinyatakan bersalah sebelum ia sendiri berbuat dosa.

 

 

 

C. Pandangan Realistis

Teori ini dipegang oleh sebagian Bapa gereja, seperti Agustinus. Manusia secara alami dan secara hakiki berada di dalam Adam ketika Adam berbuat dosa. Di dalam dosa yang pertama ini, manusia cemar dan bersalah dan keadaan ini diturunkan kepada keturunan Adam, semua keturunan Adam tekah mengambil bagian secara tidak bersifat pribadi dan tidak sadar ketika Adam pertama kali berbuat dosa. Jadi karena manusia dapat dikatakan tunggal, maka sifat manusia yang umum dan belum disebar menjadi individu-individu itulah yang melakukan dosa pertama itu. Dengan demikian semua orang adalah rekan Adam dalam berbuat dosa itu. Dengan demikian secara adil dosa dapat diperhitungkan dan manusia dihukum karena dahulu ia turut berbuat dosa. Roma 5:12 ditafsirkan bahwa semua manusia berpartisipasi dalam dosa Adam. Sebagaimana Lewi meskipun belum dilahirkan, membayar perpuluhan kepada melkisedek melalui Abraham, dimana lewi telah hadir sebelumnya di dalam Abraham (Ibr 7:9-10). Dengan cara yang sama, semua manusia telah “secara keturunan hadir” dalam Adam pada waktu Adam berdosa dan karena itu semua manusia berperan serta dalam dosa itu. Allah menyatakan semua manusia bersalah karena semua manusia bersalah.

Keberatan:

·        dapatkan manusia dikatakan bersalah karena dosa yang tidak dilakukannya secara sadar dan langsung? Dapatkah manusia itu bertindak sebelum dia ada?

·        Bila manusia iktu bersalah dalam dosa pertama Adam,apakah manusia juga turut bersalah dalam dosa-dosa Adam sesudah itu?

·        Apakah Kristus karena memiliki sifat manusia, juga mengambil bagian dalam dosa Adam ini?

·        Bila kita dihukum karena kita ini bejat dan pembawaan kita penuh dengan dosa, maka satu-satunya anlogi adalah kita dibenarkan karena kudus sudah menjadi pembawaan kita

 

 

D. Pandangan Federal. Pandangan ini dianut oleh teolog reformed. Diajarkan oleh Charles Hodge, Louis Berkhof. Pandangan ini disebut teori federal karena Adam bukan hanya sebagai orang tua dalam hubungan jasmani dengan manusia, tetapi Adam juga dilihat sebagai kepala federal atau wakil dari seluruh umat manusia. Allah masuk ke dalam perjanjian dengan Adam, dimana Allah akan memberkati semua manusia bila Adam taat dan bila Adam tidak taat , maka Allah akan menghukum manusia dengan penderitaan dan kematian . melalui perbuatan dosa Adam, dosa dan kematian diperhitungkan pada semua umat manusia karena semua umat manusia diwakilkan pada Adam. Jika Adam taat maka akan memberikan keutungan yang tiada ternilai bagi manusia. Akan tetapi bila Adam tidak taat akan mendatangkan bencana yang sangat besar bagi manusia. Semua manusia secara federal terikat dengan kepala perjanjian ini. Dan sebagai akibatnya, manusia dilahirkan dalam keadaan yang rusak dan berdosa. Pandangan Federal ini dapat menjelaskan ketidakberdosaan Kristus, karena Kristus tidak berada dibawah perjanjian kerja dengan Adam.

 

 

Keberatan:

·        Dapatkah manusia dianggap turut bertanggungjawab atas pelanggaran suatu perjanjian yang tidak ikut disahkannya? Kita memang bisa ikut menderita karena dosa orang lain, namun dapatkah seseorang dianggap bersalah karena dosa orang lain?

·        Dapatkan ketidktaaan seseorang membuat orang lain menderita hukuman? Kalau ketaatan seseorang memang dapat membuat orang lain dibenarkan. Menderita hukuman untuk orang lain memang dapat dilakukan, tetapi berbuat dosa untuk orang lain tidak dapat dilakukan

 

Yohannis Trisfant, MTh



[1] thiessen, 285.


1 komentar: