TRANSMISI
DOSA
Bagaimana mungkin semua orang berdosa hanya karena
satu orang yakni Adam yang berdosa? Roma 5:19 mengatakan: oleh ketidaktaatan
satu orang semua telah menjadi orang berdosa. Bagaimana kita bisa
bertanggungjawab atas perangai yang rusak yang tidak berasal dari diri kita
sendiri dan bagaimana Allah secara adil menuduh kita ikut melakukan dosa Adam?
Ada beberapa teori yang menjelaskan akan hal ini
A. Pandangan Pelagian
Pelagius adalah seorang biarawan
inggris yang lahir kira-kira tahun 370 AD yang mengajarkan doktrin asingnya di
Roma pada tahun 409 AD. Pelagius mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap
jiwa secara langsung dan setiap jiwa karena itu adalah tanpa salah dan tanpa
cela. Tidak ada jiwa yang
memiliki hubungan langsung dengan dosa Adam. Dosa Adam terhadap manusia
hanyalah merupakan sebuah contoh yang buruk. Roma 5:12 yang mengatakan :” maut
itu telah menjalar kepada semua orang karena semua orang telah berbuat dosa,
ditafsirkan oleh palagian bahwa semua orang mendatangkan kematian kekal atas
dirinya karena mereka berbuat dosa menurut teladan Adam. Menurut teori ini,
manusia itu tidak bercacat cela sampai pada ketika ia sendiri berbuat dosa,
maka pada saat itulah ia menjadi orang berdosa. [1]
Manusia dapat diselamatkan baik
oleh hokum Taurat maupun oleh Injil.
Teori Pelagian ini tidak Alkitabiah, karena Alkitab
mengajarkan bahwa semua manusia telah mewarisi sifat berdosa (Ayub 14:4; 15: 14;
Mazmur 51:7; Roma 5:12; Efesus 2:3), Alkitab juga menggambarkan bahwa
keadaan manusia yang telah jatuh adalah akibat langsung dari dosa Adam (Roma
5:15-19). Dan Alkitab juga menyatakan bahwa tidak ada orang yang diselamatkan
karena berbuat baik (Mazmur 143:2; Kis
13:29; Rom 3:20; Gal 2:16). Dan kalau pandangan Pelagian ini
diikuti maka setiap orang yang lahir bebas dari dosa Adam, HARUS jatuh secara
individu. Karena kenyataan yang kita lihat bahwa semua manusia berdosa. Ini
artinya mereka yang lahir suci itu HARUS lahir secara individu. Hal yang lain
yang menjadi keberatan adalah, tidak ada manusia yang sempurna tanpa dosa dalam
dunia ini.
B. Pandangan Arminian
Jacobus Arminius (1560-1609) adalah seorang teolog belanda. Pandangan Arminian
adalah pandangan semi pelagian. Arminius mengajarkan bahwa manusia tidak
dianggap bersalah karena dosa Adam. Manusia
dianggap sakit. Manusia memiliki kuasa untuk hidup benar. Pada saat manusia secara sukarela
melakukan dosa, maka Allah akan memperhitungkan dosa pada mereka dan menyatakan
mereka bersalah. Jadi manusia berdosa bukan karena tercemar total oleh dosa
Adam. Manusia masih sanggup untuk membuat pilihan yang benar. Adam berdosa dan
pengaruhi sebagian manusia. Kerusakan tidaklah total. Manusia memang menerima
natur yang rusak dari Adam tetapi tidak dinyatakan berdosa. Pandangan ini
dianut oleh Methodis, Wesley, Pentakosta, kelompok Holiness
Pandangan
ini tidak dapat diterima, karena manusia berbuat dosa di dalam Adam dan oleh
karena itu manusia sudah dinyatakan bersalah sebelum ia sendiri berbuat dosa.
C. Pandangan Realistis
Teori ini dipegang oleh sebagian Bapa gereja, seperti
Agustinus. Manusia secara alami dan secara hakiki berada di dalam Adam ketika
Adam berbuat dosa. Di dalam dosa yang pertama ini, manusia cemar dan bersalah
dan keadaan ini diturunkan kepada keturunan Adam, semua keturunan Adam tekah
mengambil bagian secara tidak bersifat pribadi dan tidak sadar ketika Adam
pertama kali berbuat dosa. Jadi karena manusia dapat dikatakan tunggal, maka
sifat manusia yang umum dan belum disebar menjadi individu-individu itulah yang
melakukan dosa pertama itu. Dengan demikian semua orang adalah rekan Adam dalam
berbuat dosa itu. Dengan demikian secara adil dosa dapat diperhitungkan dan
manusia dihukum karena dahulu ia turut berbuat dosa. Roma 5:12 ditafsirkan
bahwa semua manusia berpartisipasi dalam dosa Adam. Sebagaimana Lewi meskipun
belum dilahirkan, membayar perpuluhan kepada melkisedek melalui Abraham, dimana
lewi telah hadir sebelumnya di dalam Abraham (Ibr 7:9-10). Dengan cara yang
sama, semua manusia telah “secara keturunan hadir” dalam Adam pada waktu Adam
berdosa dan karena itu semua manusia berperan serta dalam dosa itu. Allah
menyatakan semua manusia bersalah karena semua manusia bersalah.
Keberatan:
·
dapatkan
manusia dikatakan bersalah karena dosa yang tidak dilakukannya secara sadar dan
langsung? Dapatkah manusia itu bertindak sebelum dia ada?
·
Bila
manusia iktu bersalah dalam dosa pertama Adam,apakah manusia juga turut
bersalah dalam dosa-dosa Adam sesudah itu?
·
Apakah
Kristus karena memiliki sifat manusia, juga mengambil bagian dalam dosa Adam
ini?
·
Bila kita dihukum karena kita ini bejat dan pembawaan
kita penuh dengan dosa, maka satu-satunya anlogi adalah kita dibenarkan karena
kudus sudah menjadi pembawaan kita
D. Pandangan Federal. Pandangan ini dianut oleh teolog
reformed. Diajarkan oleh Charles Hodge, Louis Berkhof. Pandangan ini disebut
teori federal karena Adam bukan hanya sebagai orang tua dalam hubungan jasmani
dengan manusia, tetapi Adam juga dilihat sebagai kepala federal atau wakil dari
seluruh umat manusia. Allah masuk ke dalam perjanjian dengan Adam, dimana Allah
akan memberkati semua manusia bila Adam taat dan bila Adam tidak taat , maka
Allah akan menghukum manusia dengan penderitaan dan kematian . melalui
perbuatan dosa Adam, dosa dan kematian diperhitungkan pada semua umat manusia
karena semua umat manusia diwakilkan pada Adam. Jika Adam taat maka akan
memberikan keutungan yang tiada ternilai bagi manusia. Akan tetapi bila Adam
tidak taat akan mendatangkan bencana yang sangat besar bagi manusia. Semua
manusia secara federal terikat dengan kepala perjanjian ini. Dan sebagai
akibatnya, manusia dilahirkan dalam keadaan yang rusak dan berdosa. Pandangan
Federal ini dapat menjelaskan ketidakberdosaan Kristus, karena Kristus tidak
berada dibawah perjanjian kerja dengan Adam.
Keberatan:
·
Dapatkah
manusia dianggap turut bertanggungjawab atas pelanggaran suatu perjanjian yang
tidak ikut disahkannya? Kita memang bisa ikut menderita karena dosa orang lain,
namun dapatkah seseorang dianggap bersalah karena dosa orang lain?
·
Dapatkan ketidktaaan seseorang membuat orang lain
menderita hukuman? Kalau ketaatan seseorang memang dapat membuat orang lain
dibenarkan. Menderita hukuman untuk orang lain memang dapat dilakukan, tetapi
berbuat dosa untuk orang lain tidak dapat dilakukan
lalu pertanyaan saya,bapak ada dalam posisi yabg mana
BalasHapus