Sabtu, 06 Juni 2020

ANTROPOLOGI TEOLOGIS

BAB I

ANTROPOLOGI  TEOLOGIS

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

 

          Antropologi adalah studi tentang manusia. Antropologi berasal dari kata yunani yang berarti manusia dan logos. Logos berarti pembicaraan. Jadi Antropologi adalah pembicaraan tentang manusia. Antropologi umum atau pengetahuan  tentang manusia, menyangkut semua ilmu pengetahuan dimana manusia menjadi obyek studi. Antropologi umum mencakup studi tentang asal mula dan sejarah kemanusiaan, struktur psikologis dan ciri-ciri fisik manusia secara umum, sifat masyarakat dari suku-suku bangsa tertentu, perkembangan etnologis, linguistik, kebudayaan dan agama.

          Antropologi Teologis atau Doktrin Manusia adalah segala sesuatu yang Alkitab katakan mengenai manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan. Antropologi Teologis memakai Alkitab sebagai satu-satunya sumber tentang manusia. Hal-hal yang dibahas dalam Antropologi Teologis adalah asal-usul manusia, kesatuan umat manusia, kejatuhan manusia, serta akibat-akibat kejatuhannya.  

Antropologi Umum tidaklah lebih ilmiah daripada Antropologi Teologis. Perbedaannya hanyalah terletak di dalam pokok-pokok pembahasannya.

 

A. Pentingnya Antropologi Teologis

Antropologi Teologis atau Doktrin Manusia ini penting dalam studi Teologia karena beberapa alasan sebagai berikut[1]

1.     Memiliki hubungan dengan doktrin-doktrin  Kristen  yang  lain.   Kita  akan  lebih

memahami doktrin Allah jikalau kita bisa memahami doktrin tentang manusia. Pemahaman yang baik tentang ciptaan Allah akan membawa kita kepada pemahaman terhadap Sang Pencipta, sebab kita bisa belajar sesuatu tentang Pencipta melalui ciptaanNya. Manusia adalah ciptaan Allah yang tertinggi. Studi tentang manusia akan membawa kita kepada pemahaman yang penting tentang ciptaan Allah. Kita akan belajar lebih banyak mengenai Allah melalui manusia daripada melalui ciptaan-ciptaan yang lain, karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupaNya (Kej 1:26-27). Copy dapat dipakai mempelajari yang asli.

          Melalui Antropologi Teologis kita akan lebih memahami tentang pribadi Kristus. Mengapa? Karena Kristus mengambil rupa sebagai manusia. Bila ingin memahami natur kemanusian Kristus, maka perlu untuk mengerti tentang natur dari manusia. Ketika kita mempelajari pengajaran Alkitab mengenai manusia, maka kita akan lebih mengetahui natur kemanusiaan Kristus. Dan ketika kita mempelajari natur kemanusiaan Kristus, maka kita akan memiliki pengertian yang lebih lengkap mengenai kemanusiaan yang sesungguhnya. Kristus merupakan gambaran mengenai manusia yang ideal yang belum jatuh ke dalam dosa.

          Lebih jauh lagi, Doktrin Manusia atau Antropologi Teologis ini merupakan gerbang untuk mempelajari doktrin-doktrin yang lain. Jika Allah tidak menciptakan manusia, maka tidak akan ada inkarnasi, penebusan, kelahiran baru, pembenaran, gereja. Tentunya tidak akan ada studi teologis, jika manusia tidak diciptakan. Dengan kata lain, bila tidak ada doktrin manusia, maka tidak akan ada doktrin-doktrin yang lain.

          Hal yang unik dari Antropologi Teologis ini adalah, ketika kita mempelajarinya, maka kita sedang mempelajari sesuatu yang berada di dalam diri kita. Obyek studi kita adalah diri kita sendiri. Ini yang membuat doktrin manusia berbeda dengan doktrin-doktrin yang lain. Antropologi kita akan menentukan bagaimana kita mengerti diri sendiri, bagaimana kita berteologi.

 

2.     Doktrin tentang manusia ini  berkaitan  dengan  masyarakat  luas.  Masalah  etika,

sosial, psikologis berkaitan dengan manusia. Pengetahuan kita tentang manusia secara teologis, akan menolong kita memahami berbagai tingkah laku manusia dan dapat menjadi dasar untuk berbicara dengan tepat dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Konselor kristen akan berbeda pendekatannya terhadap konselor non kristen. Demikian juga pengamat sosial kristen akan berbeda pendekatannya dengan pengamat sosial non kristen. Selain itu dengan Antropologi Teologis ini, dapat menjadi sebuah jembatan untuk menyampaikan Injil. Ini bisa merupakan awal untuk masuk ke dalam pemberitaan Injil. Misalnya, ketika kita membicarakan tentang berbagai kejahatan yang terjadi di Indonesia, maka kita bisa berangkat dari manusia memang telah jatuh ke dalam dosa dan membutuhkan Kristus untuk bisa dibebaskan dari perbudakan dosa

 

3.     Doktrin manusia ini penting sebab manusia  tidak  bisa  mengerti  dirinya  sendiri.

Siapakah aku? Apa itu hidup? Kemana arah dunia ini? Ini bukan hanya menjadi pertanyaan bagi para remaja yang sedang mencari identitas diri, tetapi juga menjadi pertanyaan orang tua yang sudah diambang maut. Manusia bukan hanya tidak biia mengerti dirinya sekarang ini, bahkan asal mulanya pun tidak terpahami. Manusia berusaha mencari dari mana manusia berasal, sehingga akhirnya muncul banyak teori yang keliru. Namun dengan belajar tentang Antropologis Teologis, kita bisa melihat siapakah itu manusia, darimana asal mulanya dan apa itu hidup manusia.

 

4. Doktrin manusia penting, karena ini akan memberikan pengaruh terhadap pelayanan kita. Konsep kita tentang manusia akan memberikan pengaruh yang besar bagaimana kita menangani persoalan-persoalan manusia. Bila kita memandang manusia hanyalah mahluk fisik, maka kita akan memberikan perhatian yang besar terhadap persoalan fisiknya. Misalnya, orang tua yang memiliki pandangan bahwa manusia hanyalah soal fisik semata, maka dia hanya akan memenuhi kebutuhan fisik anaknya saja. Bila kita memandang manusia sebagai mahluk rasional, maka persoalan mereka akan kita tangani secara intelektual. Kita akan mempersiapkan argumentasi untuk membantu masalahnya. Dan jika kita melihat manusia sebagai mahluk emosional, maka kita akan memperhatikan perkembangan emosinya ketika dia memiliki masalah. Konsep kita terhadap manusia, akan mempengaruhi diri kita ketika bekerjasama dengannya dan ketika bekerja untuknya.

 

 

Yohannis Trisfant, MTh

 



[1] Millard J. Erickson, Christian Theology (Grand Rapids: Baker, 1992)455-462


Tidak ada komentar:

Posting Komentar