UNIVERSALITAS DOSA
Sedikit sekali orang yang menyangkal adanya
kejahatan dalam hati manusia. Kebanyakan manusia mengakui bahwa dosa itu
bersifat universal
1. sejarah agam dan filsafat mengakuinya.
Ketika Ayub bertanya, bagaimana manusia
dapat benar dihadapan Allah merupakan sebuah pertanyaan yang ditanyakan bukan
saja dalam terang wahyu khusu, didalam dunia orang kafir. Agama-agama kafir
mengakui adanya kesadaran universal tentang dosa dan perlunya pendamaian dengan
Yang Mahatinggi. Ada sebuah perasaan umum bahwa para dewa harus diberikan sesaji. Ada suatu
suara unibersal bahwa manusia kehilangan apa yang ideal dan akan dihukum oleh
kekuasaan Yang Mahatinggi. Kesadaran akan dosa ini nampak dengan ritual-ritual
yang dilakukan oleh manusia, misalnya, mempersembahkan korban anak kandungnya
sendiri diatas mezbah, pengakuan-pengakuan yang berulang-ulang diucapkan dan
doa-doa agar dilepaskan dari kejahatan. Pada pemberita Injil menemukan hal ini
dimanapun mereka pergi.
Sejarah filsafat juga menunjukkan
hal yang sama, para ahli filasafat kuno sudah bergumul dengan persoalan
kejahatan moral dan tidak ada satupun ahli filsafat yang kita kenal dan
menyangkali keberadaan dosa.
2. Alkitab mengajarkan ttg
universalitas dosa.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa dosa manusia
bersifat universal, 1 Raj 8:46; mzm
143:2; ams 20:9; Pkb 7:20;
Rom 3:1-12,19,20,23; Gal
3:22; Yak 3:2; 1 Yoh 1:8,10.
Dosa diwarisi manusia sejak dia dilahirkan dan
dengan demikian dosa ada dalam natur manusia (mzm 51:5; ayub 14:4; Yoh 3:6.
Dosa adalah sesuatu yang asli yang dilakukan oleh
manusia dan menjadikan mereka bersalah dihadapan Tuhan. Roma 5:12-14 mengandung
pengertian bahwa dosa itu sudah ada pada bayi-bayi sebelum mereka memiliki
kesadaran moral. Oleh sebab itu manusia membutuhkan penebusan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar