Sabtu, 06 Juni 2020

DOSA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DOSA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

 

Yohannis Trisfant, MTh

 

 

Apakah ada tingkatan dosa?

Roma Katolik membedakan antara dosa yang dapat diampuni dan dosa yang membawa kematian. Dasar Alkitabnya adalah Gal 5:21. seseorang melakukan dosa yang membawa maut ketika ia dengan sadar melanggar hukum Allah padahal dia mengetahui bahwa itu adalah penting dan yang dia percayai selama ini. Dosa ini akan membawa pelakunya kepada penghukuman yang kekal. Sedangkan seseorang yang melakukan dosa yang dapat diampuni adalah ketika dia melakukan dosa yang tidak disadarinya. Dosa semacam itu dapat diampuni lebih mudah bahkan juga tanpa pengakuan dosa. Pengampunan bagi dosa yang membawa maut hanya dapat diperoleh melalui sakramen penyucian.

          Perbedaaan yang seperti itu, tidak bisa diterima sebab setiap dosa pada dasarnya adalah ketidakbenaran dan harus mengalami penghukuman kekal. Semua dosa membawa maut, baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja. 1 Yoh 5:16 memang membicarakan mengenai dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut. Namun dalam pengertian berbeda dengan katolik. Apakah yang dimaksud dengan dosa yang mendatangkan maut? Yohanes sedang berbicara mengenai guru-guru palsu yang mengajarkan ajaran yang sesat. Mereka meenyangkal Yesus Kristus, membenci saudara seiman, dan menolak kesaksian Allah.  Orang yang seperti  ini yang menyangkali kemurahan Allah, jemaat tidak harus berdoa untuk mereka. Dosa ini menunjuk kepada dosa menghujat Roh Kudus. Dosa yang tidak ada pertobatan.

Sedangkan dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa, diman si pendosa masih mau bertobat. Ini yang kita bisa doakan. Tetapi Yohanes, ,melarang berdoa bagi mereka yang tidak dapat bertobat lagi, yakni melakukan dosa yang mendatangkan maut, dosa meghujat Roh Kudus.

 

Alkitab memang membedakan bermacam-macam dosa , secara khusus perbedaan derajat kesalahan. Perjanjian Lama membedakan antara dosa yang direncanakan dan dosa yang dilakukan dengan tidak sengaja yaitu akibat ketidaktahuan, kelemahan atau kekeliruan. (Bil 15:29-31). Dosa yang direncanakan tidak dapat didamaikan oleh korban dan dihukum dengan sangat berat, sedangkan dosa yang tanpa sengaja dapat ditebus dan diadili dengan tidak terlalu berat. Dosa-dosa yang dilakukan dengan tujuan tertentu, dengan kesadaran penuh akan kejahatan yang tercakup di dalamnya, dan dengan kesengajaan, jauh lebih besar dan lebih mendapatkan ancaman hukuman daripada dosa yang diakibatkan oleh ketidaktahuan atau diakibatkan oleh konsep yang keliru atau karena kelemahan seseorang. Perjanjian Baru menjelaskan bahwa derajat dosa sangat ditentukan oleh derajat terang yang dimilikinya. Orang kafir adalah orang berdosa, akan tetapi mereka yang memiliki wahyu Allah dan telah merasakan jamahan Injil jauh lebih bersalah ketika mereka berbuat dosa, Mat 10:15;  Luk 12:47,48;  23:24;  Yoh 19:11;  Kis 17:30;  Rom 1:32;  2:12;  1 Tim 1:13,15,16

Namun bagaimanapun juga, dosa yang dilakukan dengan tidak disengaja juga termasuk dosa yang nyata dan menjadikan seseorang bersalah dihadapan Allah, Gal 6:1;     1 Tim 1:13;  5:24.

 

Dosa yang tidak dapat diampuni.

 

Alkitab membicarakan mengenai dosa yang tak terampunkan ini. Dosa ini biasa nya dikenal sebagai dosa menghukat Roh Kudus. Tuhan Yesus membicarakan mengenai dosa ini dalam Mat 12:31,32. Ibrani 6:4-6; 10:26-27 ; 1 Yoh 5:16 juga membicarakan mengenai dosa ini.

 

Berbagai pandangan tentang dosa ini

          Jerome dan Chrysostom menganggap dosa ini hanya dapat dilakukan selama Tuhan Yesus hidup di dunia ini dan dosa ini dilakukan oleh mereka yang mengakui dalam hati mereka bahwa Yesus membuat segala muzizat itu oleh kuasa Roh Kudus namun demikian mereka menolak muzizat ini dan mengatakan bahwa semua itu berasal dari setan. . Namun masalahnya adalah dosa ini kembali dibicarakan dalam Ibrani 6:4-6

          Agustinus, menyebutnya sebagai impoenitentia finalis, yakni tidak mau menyesali terus sampai akhir. Mereka yang tidak mau menyesali dosanya , menolak Kristus sampai mati adalah dosa yang tidak dapat diampuni. Namun masalahnya adalah, dosa ini merupakan sebuah dosa yang sangat khusus.

          Kaum Lutheran mengatakan bahwa hanya mereka yang sudah dilahirkan barulah yang dapat melakukan dosa  ini. Ibrani 6:4-6. Namun pendapat ini bermasalah, karena apakah mungkin orang yang sudah dilahirkan baru dapat melawan Roh Kudus?

          Pandangan Kaum Reformed. . Istilah dosa melawan Roh Kudus sebenarnya adalah terlalu umum, sebab ada juga dosa-dosa melawan Roh Kudus yang dapat diampuni, Ef 4:30. Alkitab membiaarakan secara khusus mengenai dosa melawan Roh Kudus dalam Mat 12:32;  Mark 3:29;  Luk 12:10. Dosa ini dilakukan dalam kehidupan sekarang, yang menyebabkan tidak mungkin terjadi pertobatan dan pengampunan. Dosa itu dilakukan dengan sadar, dan dalam penolakan yang disadari dan dikehendaki. Dosa ini melawan bukti dan pengakuain kesaksian Roh Kudus, mengenai anugerah Allah dalam Kristus. Jadi manusia secara sadar dan oleh kehendak diri sendiri mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan adalah pengaruh setan dan tindakan setan. Akar dari dosa ini adalah kebencian yang terus menerus terhadap terhadap Allah dan terhadap segala sesuatu yang ilahi. Senang mencemooh dan mengejek apa yang suci dan sama sekali tidak mempeduloikan kesejahteraan jiwanya. Dosa ini tidak dapat diampuni bukan karena dosa ini sudah melampaui karya penebusan Kristus, atau orang berdosa itu sudah di luar jangkaun Roh Kudus, tetapi karena ada hukum-hukum dosa yang diterapkan oleh Allah. Hukum dosa itu adalah tanpa pertobatan maka tidak akan ada pengampunan.  Mereka yang terus menerus melawan Allah tidak mungkin untuk bertobat dam tidak mungkin diampuni. Doa yang seperti ini tidak diikuti oleh pertobatan. Oleh sebab itulah mereka yang masih bertobat, sebenarnya belum melakukan dosa ini.

 

 

Yohannis Trisfant, MTh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar